SOLOPOS.COM - Ilustrasi bantuan air bersih (JIBI/Solopos/Antara/Andreas Fitri Atmoko)

Krisis air bersih Wonogiri terjadi di sejumlah wilayah di Paranggupito.

Solopos.com, WONOGIRI–Beberapa wilayah di Paranggupito kembali mengalami krisis air bersih. Di Songbledek, masyarakat setempat akan melaksanakan salat istisqa untuk meminta hujan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Menurut Kepala Desa Songbledek, Paranggupito, Sutoto, sejak tiga pekan terakhir wilayahnya tidak diguyur hujan. Akibatnya persediaan air bersih warga pun menipis. Bahkan ada beberapa warga yang sudah mulai membeli air bersih. Selain itu kondisi pertanian di wilayahnya juga mulai memprihatinkan. Tanaman jagung yang seharusnya sudah dapat dipanen, justru tidak mengeluarkan hasil karena kekurangan air. Begitu juga dengan tanaman padi. Bahkan dia mengatakan tanaman padi di Songbledek terancam gagal panen.

“Tanaman sudah mengering. Kalau seminggu lagi tidak hujan bisa gagal panen,” kata dia kepada Solopos.com, Minggu (17/1/2016).

Seperti diketahui, di wilayah tersebut para petani menggunakan sistem ngawu-awu untuk bertanam padi. Benih padi ditanam menjelang musim penghujan. Biasanya benih tersebut akan tumbuh baik ketika mulai tersiram hujan. Saat mulai tumbuh, tanaman padi pun harus cukup mendapatkan air. Menurut Sutoto, pada awal musim penghujan, tanaman padi warga sudah mulai tumbuh. Namun saat ini tanaman mulai mengering karena lama tidak turun hujan lagi.

Pemerintah desa pun menggagas untuk melaksanakan salat Istisqa. Ibadah meminta hujan tersebut akan dilaksanakan di lapangan desa pada Jumat (22/1/2016). “Akan diikuti warga. Jadi pada Kamis malam pengajian, kemudian Jumat pagi melaksanakan salat meminta hujan,” kata dia.

Sementara itu Camat Paranggupito, Haryanto, mengatakan saat ini sebagian masyarakat Paranggupito sudah membeli air bersih. “Terutama warga di Desa Gendayakan. Paranggupito sudah tiga pekan ini tidak hujan. Padi juga terancam kekeringan,” kata dia kepada Solopos.com, Minggu. Namun saat ini kebutuhan air tersebut masih dapat ditangani warga secara swadaya.

Sebelumnya Kepala Desa Gendayakan, Heri Sutopo, mengatakan cadangan air bersih warga sudah menipis. Warga pun sudah mulai membeli air untuk keperluan sehari-hari. Dia pun mengatakan tanaman padi yang telah ditanam beberapa waktu lalu terancam gagal panen. Sementara di wilayah tersebut tidak memiliki sumber air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya