SOLOPOS.COM - Sejumlah ibu-ibu menata menu takjil Masjid Raya Sheikh Zayed di Kampung Rejosari, Gilingan, Banjarsari, Solo, Senin (25/3/2024). (Solopos/Joseph Howi Widodo).

Solopos.com, SOLO — Kasus penipuan dengan modus order fiktif makanan kepada penyedia jasa katering yang mencatut nama Masjid Zayed Solo terbilang unik. Akibat kasus ini, korban mengalami kerugian yang angkanya hampir menyentuh Rp1 miliar.

Kasus ini bermula ketika korban yang bernama Supodo, pemilik Adilla Katering, dan Kusnadi Slamet Widodo, pemilik Vio Catering mendapat orderan makanan dari pelaku bernama Eko. Sebagai informasi, Eko adalah menantu Supodo dan kawan lama Slamet.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Eko merupakan warga Kabupaten Wonogiri. Salah satu korban, Slamet, mengaku kenal dengan Eko sejak masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Tapi setelah itu mereka lama tak bertemu.

Hingga akhirnya E kembali ke Solo Baru dan tinggal di rumah indekos di daerah itu. Dalam suatu pertemuan, Eko memberikan order pengadaan menu buka puasa bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, kepada Slamet, selama Ramadan.

Kasatreskrim Polresta Solo, Kompol Ismanto Yuwono, mengatakan, kasus order fiktif ini bermula saat Eko mendapatkan informasi adanya peluang memasok makanan untuk buka bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo.

“Tapi kemudian tidak ada deal, dan E terlanjur ngomong dengan korban,” tutur dia kepada wartawan, Sabtu (20/4/2024).

Di sisi lain, korban pun sudah kulakan atau membeli bahan makanan yang akan dibuat menu buka puasa bersama di Masjid Syeikh Zayed. Dalam perjalanannya, Eko menyampaikan bahwa menu bukber yang dikirim berasal dari hamba Allah SWT agar bisa diterima masuk ke Masjid Zayed.

“Akhirnya untuk menutup malu, dia menyampaikan kepada pihak masjid, bahwa itu sedekah dari hamba Allah,” papar Ismanto.

Ismanto mengatakan, kasus ini cukup unik. Meski para korban mengaku merugi hampir Rp 1 miliar, namun tidak ada keuntungan materiil yang didapatkan pelaku.

“Sementara seperti, ini sedikit unik ya (karena pelaku tidak mendapatkan keuntungan materiil),” ucapnya.

Hingga saat ini, kasus tersebut masih terus didalami pihak kepolisian. Proses penyelidikan terus dilakukan.

“Sementara kita masih lanjut. Korban ada dua, kalau keluarga mau (damai), tapi kan pihak Slamet orang luar. Kita lanjut prosesnya,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, dua korban ada pemilik katering Vio bernama Kusnadi Slamet Widodo, asal Baki. Dan pemilik katering Adila Supodo, asal Tawangsari. Mereka setiap hari mengirim 400 paket nasi senilai Rp25.000, dan 400 paket takjil senilai Rp15.000 ke Masjid Zayed selama 28 hari sesuai pesanan Eko.

Pengacara korban, Kalono mengatakan, kasus order fiktif ini tidak ada hubungannya dengan Masjid Zayed Solo. Kedua usaha katering itu kena prank oleh Eko, yang tidak memiliki hubungan apapun dengan kepengurusan Masjid Zayed.

“Pesannya selama 28 hari. Total kerugiannya kedua katering itu sekitar Rp 960 juta,” kata Kalono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya