Soloraya
Kamis, 9 Mei 2019 - 16:15 WIB

Kronologi Pengeroyokan Kasatreskrim Polres Wonogiri Saat Amankan Konvoi PSHT

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI — Polisi berhasil membubarkan konvoi massa Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di sejumlah kecamatan di Sidoharjo, Wonogiri, Rabu (8/5/2019) malam hingga Kamis (9/5/2019) dini hari.

Situasi sudah kondusif pada Rabu malam, namun Kasatreskrim Polres Wonogiri AKP Aditia Mulya Ramdhani harus dirawat di rumah sakit lantaran terluka setelah dikeroyok sejumlah orang.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, konvoi massa PSHT itu disebut-sebut mencapai 5.000-7.000 orang. Mereka kebanyakan mengendarai sepeda motor.

Sebagian dari mereka membawa pentungan dan beragam senjata. Massa berasal dari Klaten, Sukoharjo, Solo, Sragen, Karanganyar, termasuk dari Magetan dan Pacitan.

Advertisement

Sebagian dari mereka membawa pentungan dan beragam senjata. Massa berasal dari Klaten, Sukoharjo, Solo, Sragen, Karanganyar, termasuk dari Magetan dan Pacitan.

Konvoi bergerak dari barat menghancurkan tugu lambang PSH Winongo di sekitar Terminal Sidoharjo, Wonogiri. Rombongan itu lalu bergerak ke timur menuju Kismantoro. Namun, saat tiba di Sudimoro, Sidoharjo, konvoi bisa dihalau aparat Polres Wonogiri.

Mereka diminta membubarkan diri dan kembali ke rumah masing-masing. “Pengurus [PSHT] enggak tahu kalau ada aksi seperti itu. Malam itu saya mendampingi Bu Kapolres [AKBP Uri Nartanti Istiwidayati] mengendalikan anak-anak [PSHT],” kata Sekretaris PSHT Wonogiri, Bambang Muladi, saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Advertisement

Di Kismantoro ada tugu besar yang dirusak. “Di Kismantoro, ada petugas dari Polsek dan Koramil yang juga menghalau massa agar tak sampai meluas merusak rumah warga,” imbuh dia.

Bambang menduga pergerakan massa PSHT itu akan menuju wilayah Sidoharjo bagian selatan seperti Patoman dan sekitarnya. Di sana diyakini menjadi pusat massa PSH Winongo. Ia bersyukur massa berhasil dihalau petugas Polres Wonogiri dan mencegah terjadinya konflik lebih besar.

“Massa bisa kami blokir. Mereka lalu bergerak ke timur,” beber dia.

Advertisement

Menurut dia, pergerakan ribuan massa PSHT itu bermula dari sederetan kasus-kasus kecil sebelumnya. Salah satunya anggota PSHT yang sedang berlatih di Kismantoro diganggu sekelompok orang yang diduga dari PSH Winongo.

Kemudian, di Jatiroto, seorang anak anggota PSHT dikeroyok lima oknum diduga anggota PSH Winongo. Lalu, di Tirtomoyo, terjadi perusakan tugu lambang PSHT.

“Yang di Jatiroto saya tidak tahu kondisi anak tersebut sebab dia adalah anggota ranting Ponorogo bukan Wonogiri,” terang dia.

Advertisement

Kasubbag Humas Polres Wonogiri, Iptu Suwondo, mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Uri Nartanti Istiwidayati, mengatakan Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Aditia Mulya Ramdhani, terluka saat bertugas pengamanan konvoi massa PSHT di kawasan SPBU Sudimoro, Sidoharjo.

Ia dikeroyok sekelompok orang tak dikenal. Saat itu, ia mengenakan pakaian preman dan terpisah dengan rekan-rekannya.

“Kami masih menyelidiki dari kelompok mana yang mengeroyok. Saat ini, beliau masih dirawat di RS dr. Oen Solo Baru,” kata dia saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (9/5/2019).

Suwondo mengaku belum tahu bagaimana kondisi terkini Aditia. Namun, ia memastikan situasi di Wonogiri kondusif. “Situasi kondusif. Kedua pihak sama-sama bisa menahan diri dan menjaga kesucian Ramadan,” ujar dia.

Solopos.com berusaha meminta konfirmasi dari pengurus PSH Winongo Wonogiri terkait kejadian itu namun belum berhasil. Solopos.com meminta nomor ponsel atau nama pengurus PSH Winongo kepada sejumlah pihak namun tak ada yang tahu.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif