Soloraya
Sabtu, 20 Agustus 2011 - 10:13 WIB

KTNA Klaten: Petani hadapi ironi

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok Solopos)

ilustrasi (dok Solopos)

Klaten (Solopos.com)–Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Klaten, Wening Swasono menilai kalangan petani di Klaten menghadapi ironi lantaran harus membeli beras sendiri untuk sekadar memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Wening menanggapi tingginya tingkat ketergantungan kebutuhan beras dari luar daerah Klaten sebagai imbas terjadinya gagal panen berkepanjangan di daerah bekas lumbung padi di Jawa Tengah ini.

Menurut Wening, Kabupaten Klaten belum bisa disebut surplus beras jika ketergantungan kebutuhan pokok ini dari luar daerah masih tinggi. “Bisa disebut, Klaten itu melakukan impor beras dari daerah lain. Ini ironi sekali, mengingat Klaten dulu disebut sebagai kabupaten penyangga pangan atau lumbungnya padi di Jawa Tengah,” tutur Wening kepada Espos, Jumat (19/8/2011).

Wening menjelaskan, petani Klaten saat ini sudah mengalami kebangkrutan akibat serangan hama wereng dalam dua tahun terakhir. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan beras, petani Klaten harus membeli di pasaran. Para petani Klaten khususnya di Kecamatan Juwiring, Delanggu, dan Wonosari, kata Wening, tidak lagi bertindak sebagai produsen beras tetapi konsumen beras.

Advertisement

“Ibarat pepatah Tikus mati di lumbung padi. Penderitaan petani tak kunjung usai, kendati mereka hidup di daerah yang katanya menjadi lumbung padi di Jawa Tengah,” urai Wening.

Wening berharap, Pemerintah Kabupaten Klaten bisa mengambil langkah untuk menyelamatkan nasib petani Klaten yang sudah terpuruk. Jika musim tanam tiba, dia berharap adanya bantuan benih maupun bantuan biaya penggarapan ladang. “Sebagian besar petani sudah tak memiliki modal usaha untuk bercocok tanam. Bantuan dari pemerintah tentu sangat diharapkan,” katanya.

Seperti diberitakan, tingkat ketergantungan kebutuhan beras dari luar daerah Klaten cukup tinggi sebagai imbas terjadinya gagal panen berkepanjangan di daerah bekas lumbung padi di Jawa Tengah. Kepala Gudang Bulog 308 Karangwuni, Klaten, Purwoko mengatakan selain pengaruh dari gagal panen, tingginya angka ketergantungan beras dari luar Klaten ini juga disebabkan anomali cuaca dan indikator harga beras di pasaran.

Advertisement

(mkd)

Advertisement
Kata Kunci : Gagal Panen KTNA Klaten
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif