SOLOPOS.COM - Para tenaga panen memangkas tanaman padi yang roboh di areal pertanian di wilayah Kecamatan Tanon, Sragen, baru-baru ini. (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen ngotot mengusulkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) sebesar Rp5.400/kg. Usulan itu disampaikan kepada KTNA nasional yang sempat rapat dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Jakarta, Kamis (2/3/2023) lalu. KTNA meminta HPP itu ditetapkan tanpa ada ketentuan harga batas atas.

Ketua KTNA Sragen, Suratno, kepada Solopos.com, Sabtu (4/3/2023), mengatakan usulan HPP Rp5.400/kg tanpa batas atas itu bukan tanpa alasan tetapi didasarkan pada hasil perhitungan petani. Dia mengatakan perhitungan biaya produksi petani dalam setiap hektarenya mencapai Rp28.644.750 per musim. Bila produktivitas padi dalam setiap hektarenya mencapai 6 ton, maka hasil yang didapat petani bisa mencapai Rp32.400.000.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Hasil per hektare itu dikurangi dengan biaya produksi maka masih menyisakan Rp3.755.250 per hektare. Kalau dikonversi per patok maka petani dapat Rp1.251.750 per patok. Untuk mendapatkan keuntungan itu petani harus menunggu empat bulan,” jelasnya.

Dia menerangkan bila tenaga petani dihitung, mulai dari tanam, tenaga buat pematang, penyiangan, penyemprotan maka bisa mencapai Rp9 juta per hektare atau Rp3 juta per patok. Biaya tenaga Rp3 juta per patok plus keuntungan petani Rp1.251.750 per patok maka penghasilan petani per musim Rp4.251.750 per patok.

“Artinya, penghasilan petani per bulan rata-rata sudah Rp1 juta. Hal itu sudah membikin senang petani meskipun penghasilan itu jauh di bawah upah minimum kabupaten (UMK),” katanya.

Dia mengatakan petani bisa menambah pendapatannya dengan cara meningkatkan produktivitas gabahnya di atas 6 ton per hektare. Usulan HPP ini, ujar dia, sudah disampaikan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo secara tertulis dengan tembusan ke KTNA nasional, KTNA Jawa Tengah, dan Bupati Sragen.

Sementara kondisi harga GKP di Sragen anjlok sejak diberlakukan adanya harga batas atas berdasarkan Surat Edaran (SE) Bapanas. Seorang petani di Dukuh Karanganom, Desa Taraman, Sidoharjo, Sragen, Suratno, 40, mengatakan harga GKP belakangan anjlok di harga Rp4.600/kg padahal harga sebelumnya mencapai Rp5.300/kg. Dia menyebut pada panen awal harga GKP bisa tembus Rp6.000/kg.

“Sekarang di wilayah Taraman, Patihan, dan sekitarnya tinggal panen terakhir. Dengan cuaca yang basah, petani kesulitan mendapatkan tenaga panen. Panen dengan combine harvaster saja biayanya sampai Rp1 juta per patok. Apalagi kalau pakai thresher bisa sampai Rp1,2 juta, bahkan Rp1,5 juta bila padinya roboh,” ujarnya.

Suratno tidak tahu harga GKP bisa turun. Dia menduga karena sudah panen raya sehingga harga jatuh.

Petani di Tanon, Sragen, Miswanto, menyampaikan harga GKP di Tanon rata-rata Rp4.500-Rp4.600 per kg. Dia mengatakan harga tersebut turun karena sebelumnya bisa sampai Rp5.200-Rp5.300 per kg. Dia mengatakan jatuhnya harga itu setelah panen berjalan 10 hari.

“Harga turun karena banyak petani yang panen dan adanya SE dari Bapanas tentang harga batas atas. Dengan harga di bawah Rp5.000/kg itu jelas petani rugi. Kami terpaksa menjualnya meskipun rugi,” jelasnya.

Berikut usulan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dari organisasi petani.

No Lembaga/Institusi Usulan
1 KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) 5.400
2 HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) 5.550
3 SPI (Serikat Petani Indonesia) 5.600
4 AB2TI (Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia) 5.700
5 API (Aliansi Petani Indonesia) 5.800
6 Penggerak Pembangunan Masyarakat Desa (Gerbangmassa) 5.375
7 KEMENTAN RI 4.800 – 5.100
8 BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) 4.800 – 5.000

Sumber: KTNA Nasional (trh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya