SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Menurutnya, sample beras yang sebagian besar berupa menir (pecahan beras) itu didapat dari warga Desa Sejati yang mengadu kepadanya. Sebelumnya, seorang anggota dewan lainnya asal Jatisrono, Tuharno, juga mengatakan hal serupa. Bahkan raskin dengan kualitas buruk itu diterima warga di 17 desa/kelurahan di Kecamatan Jatisrono. Hal itu juga terjadi di Kecamatan Pracimantoro.
Bupati Wonogiri, H Danar Rahmanto, mengatakan jika warga tidak bersedia menerima beras dengan 60% hingga 70% berupa menir, maka warga dipersilakan untuk mengembalikan beras itu lagi.
“Saya sudah mengetahui informasi tentang buruknya kualitas raskin bulan Februari dan beberapa bulan lalu. Lebih banyak menir daripada berasnya. Saya akan panggil dinas terkait untuk berkoordinasi dengan bulog. Jika warga keberatan menerima beras itu, silakan dikembalikan,” terangnya saat dijumpai wartawan di Ruang Kerja Bupati, Selasa.
Ia mengimbau jika memang kualitas beras itu buruk, sebaiknya jangan diberikan. Pihaknya akan berkoordinasi dengan bulog agar warga yang mengembalikan beras tersebut mendapatkan beras pengganti yang lebih baik.
Sementara itu, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Wonogiri, Safuan, melalui Kasi Pelayanan Intensifikasi Pangan, Baroto, mengakui sebagian besar raskin yang disalurkan ke Wonogiri pada bulan Februari memang buruk. “Kami sudah konfirmasi ke bulog. Pihak bulog mengatakan bahwa mengalami keterbatasan stok. Diusahakan untuk jatah bulan depan, kualitas raskin sudah kembali baik,” jelasnya.
(JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani KP)