Soloraya
Kamis, 2 Januari 2014 - 18:45 WIB

KULINER SOLORAYA : Sambal Tumpang Bukan Sambal Biasa

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pramusaji di Warung Pecel Laris Manis menunjukkan sambal tumpang khas di warung tersebut, beberapa waktu lalu. (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sambal secara harfiah mestinya bermakna makanan penyedap berunsur utama cabai, Namun tak demikian halnya dengan sambal tumpang atau sambal lethok.

Kendati kerap kali bernuansa pedas, sambal tumpang berunsur utama hasil fermentasi berlebih dari tempe alias tempe bosok. Justru karena aroma sangit yang menjadi ciri khas olahan tempe bosok itulah banyak orang tertarik menyantap makanan berwarna kuning kecokelatan itu.

Advertisement

Menu sambal tumpang dapat dijumpai di beberapa rumah makan dan warung di Kota Solo, salah satunya Warung Pecel Bu Kis di Kampung Priyombadan. Warung yang berada di belakang kantor Pengadilan Negeri (PN) Solo, itu sejak 1950-an menyediakan nasi sambal tumpang. Pengelola Warung Pecel Bu Kis, Maryani, 56, mengatakan sambal tumpang adalah menu paling laris nomor dua setelah pecel.

Sambal tumpang yang dijual seharga Rp6.000 per porsi itu disajikan dengan aneka sayuran, misalnya rebusan bayam, daun kenikir, daun pepaya, daun singkong dan kecambah. Sayuran tersebut kemudian ditaburi dengan sambal tumpang hingga hampir semua permukaan sayuran dan nasi tertutupi oleh sambal yang gurih dan pedas itu.

Selain krecek atau kulit sapi, dalam sambal tersebut juga terdapat tahu putih yang lembut. Sementara untuk lauk yang tersedia yakni peyek udang, aneka jeroan, telur dadar dan sebagainya. Maryani mengatakan, sambal tumpang dibuat lebih kental. Kuah kental tersebut yakni didapat dari santan yang dicampur dengan tempe bosok yang dilembutkan.

Advertisement

Beda halnya dengan sambal tumpang yang disediakan di Warung Laris Manis di Jl. Siwalan No. 57, Solo, atau di belakang The Sunan Hotel, Solo. Warung berkonsep ruang terbuka itu bukan hanya menyediakan sambal tumpang dengan taburan aneka sayur, melainkan juga dilengkapi dengan serundeng, kering tempe dan peyek kacang.

“Selain krecek dan tahu sebagai menu wajib sambal tumpang, sayur yang kami sajikan juga lebih lengkap. Ada irisan mentimun, kacang panjang dan daun kemangi,” papar pengelola Warung Laris Manis, Indra Saputra, saat ditemui Solopos.com di warung tersebut, beberapa waktu lalu.

Pengunjung yang ingin makan di warung tersebut juga ditawari dua jenis nasi, yakni nasi putih dan nasi merah. Harga per porsi sambal tumpang Rp8.000. Indra menerangkan, sambal tumpang yang dibuat oleh koki warung Laris Manis lebih encer dan berwarna agak kemerahan. Warna kemerah-merahan tersebut berasal dari ulekan cabai rawit. “Untuk porsi sebanyak itu, kami jamin pembeli puas dan kenyang,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, Warung Soto Nggoper yang berada di Jl. Sendang Lawe, Karanggeneng, Boyolali, menyediakan sambal tumpang yang lembut dan sayur yang tidak terlalu matang dimasak. Alhasil, sayuran seperti kecambah yang menjadi pelengkap sambal tumpang terasa krenyes-krenyes ketika digigit.

Warung yang berada di sebelah timur Pasar Sunggingan, Boyolali, itu menyajikan tiga menu utama, yakni soto, gudangan dan sambal tumpang. “Orang kalau ke warung pasti pesannya soto dan gudangan. Tapi ada juga yang memesan sambal tumpang, karena sambal tumpang atau sambal lethok di warung ini khas,” papar pemilik Warung Soto Nggoper, Sri Riani.

Sekilas, penampilan sambal lethok di warung tersebut mirip dengan pecel, sebab kuah yang disajikan tidak terlalu kental. Menu tersebut sudah disajikan sejak warung tersebut berdiri 30 tahun yang lalu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif