SOLOPOS.COM - Botok laron plus nasi. (Ahmad Wakid/JIBI/Solopos)

Warung di belakang Kantor Kejari Wonogiri menyediakan botok laron hanya di musim penghujan.

Solopos.com, WONOGIRI — Memasuki musim penghujan, laron menjadi hewan yang mudah dijumpai. Biasanya, hewan tersebut terbang mengerubungi sumber cahaya seperti lampu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Orang-orang zaman dahulu sering menjadikan laron sebagai lauk untuk makan saat musim penghujan. Di Wonogiri masih ada warung makan yang menyajikan laron untuk lauk makan, salah satunya Warung Makan Tessy di belakang Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Wonogiri.

Warung tersebut menyajikan laron dengan berbagai olahan seperti botok laron, peyek laron, dan laron goreng. Hanya, tidak setiap hari warung itu menyediakan menu laron.

“Tergantung ada tidaknya laron. Kalau kami dapat laron ya kami buat. Biasanya kami buat botok,” kata pemilik warung, Tessy kepada Solopos.com, Selasa (7/11/2017).

Sebungkus botok laron dijual dengan harga Rp1.000. Jika punya banyak stok laron, Tessy mengaku siap melayani pemesanan. Namun, saat ini laron belum cukup banyak sehingga masih sulit untuk mencarinya.

“Kadang-kadang ada yang jual laron di pasar. Biasanya segelas laron harganya Rp15.000,” ujarnya.

Selasa itu kebetulan dia membuat botok laron karena suaminya berhasil mengumpulkan banyak laron dari kebun di rumahnya, Lemah Ireng RT 002/RW 001 Bulusulur, Wonogiri. Sebanyak 40 bungkus botok laron dia sajikan.

Hanya dalam dua jam, 40 bungkus itu langsung ludes diserbu pembeli. “Banyak juga yang tidak kebagian, padahal mau dibawa pulang untuk keluarganya di rumah,” ungkap Tessy.

Dia mengungkapkan resep membuat botok laron tak berbeda jauh dengan resep membuat botok lainnya. Bumbu yang disiapkan antara lain bawang merah, tumbar, lombok, kelapa muda, dan bawang putih.

Sebagian pembeli memadukan bothok laron dengan nasi tiwul. “Kebetulan di warung ini setiap hari menyediakan tiwul,” imbuhnya.

Seorang pembeli, Wisnu, warga Timang, Wonogiri, mengatakan menyukai botok laron karena kuliner tersebut saat ini sudah langka. Apalagi, dia tidak perlu merogok kocek terlalu dalam untuk menyantap botok laron.

“Rasanya gurih dan nikmat. Saya paling suka laron dibuat botok daripada digoreng,” kata Wisnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya