SOLOPOS.COM - Kepala Diskumindag Sragen Cosmas Edwi Yunanto (kanan) bersama lurah pasar melihat kondisi pasar hewan yang tidak kumuh lagi di Pasar Sukowati Sragen, Kamis (4/4/2024).(Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN—Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto disambati pedagang saat berkunjung ke Pasar Sukowati Sragen, Kamis (4/4/2024).

Para pedagang mengeluh selama setahun menempati pasar tidak ada kemajuan karena pengunjung sepi. Hari-hari menjelang Lebaran biasanya ramai juga sepi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Cosmas berkunjung ke Pasar Sukowati untuk melihat kondisi Pasar Ayam dan pemotongan unggas setelah adanya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) baru. Setelah dicek ternyata kondisinya tidak sekumuh sebelum ada IPAL baru dan baunya tidak lagi menyengat. Namun, saat berada di antara pedagang gerabatan dan sayuran, Cosmas justru didatangi banyak pedagang yang mengadukan kondisi pasar.

Mereka mengadu tentang sepinya pengunjung, Dia diminta melihat lingkungan dalam pasar yang ramai justru pedagangannya tetapi pembelinya tidak ada. Salah seorang pedagang gerabatan, Meri, 35, menyampaikan situasi sepi pengunjung itu juga diperparah dengan suasana dalam pasar yang gerah, panas, pengap, sehingga tidak nyaman untuk pedagang dan pembeli.

Meri yang juga pedagang asal Mungkung, Jetak, Sidoharjo, Sragen itu mengusulkan supaya parkir elektronik dengan palang itu dihilangkan diganti dengan adanya petugas di setiap pintu masuk dan keluar seperti yang terjadi saat Pasar Nglangon dulu.

“Banyak ibu-ibu yang takut dengan petugas keamanan yang mengenakan baju cokelat yang dikira polisi. Para pedagang keliling dulu saat di Pasar Nglangon bisa dibantu tukang parkir saat menata dagangan di bronjong mereka. Dengan dihilangkannya palang pintu maka pengunjung lebih leluasa masuk. Misalnya, orang hanya untuk beli rokok saja tiak perlu harus pencet tombol dan seterusnya untuk parkir,” jelas Meri.

Dia menerangkan selama setahun jualan di Pasar Sukowati tidak ada kemajuan yang berarti karena pedagang merasa lebih ramai saat masih di Pasar Nglangon. Dia mengatakan sirkulasi udara yang kurang di dalam pasar sehingga pengap dan gerak serta suasana panas. Dia meminta ada penutup bagian atas dibuka seingga ada sirkulasi udara yang cukup.

“Kemudian untuk kamar mandi juga terbatas. Pedagang unggas harus berjalan jauh untuk mencari toilet. Sekarang pmzet pendapatannya jadi turun, yang awalnya bisa 100% tetapi sekarang tinggal 59%. Padahal ini momentum Lebaran pertama di Pasar Sukowati Sragen,” katanya.

Cosmas mendengarkan dan mencatat keluhan para pedagang. Masukan dari pedagang ini, ujar dia, menjadi bahan pertimbangan untuk diperbaiki ke depan. Dia mengungkapkan keluhan pedagang rata-rata panas suhu di dalam pasar. Dia mengatakan akan mengambil kebijakan untuk mengurangi hawa panas di dalam pasar.

“Kaitannya dengan parkir eletronik dengan palang itu lebih efektif. Kami akan mengkaji bersama potensi jalur di Gemolong. Kami menempatkan tenaga khusus membantu pengunjung yang kesulitan. Yang jelas masalah di pasar ayam tertangani dengan baik,” jelasnya.

Dia menerangkan kondisi pasar unggas sudah tidak kumuh sejak adanya IPAL baru yang ukuran dan kapasitasnya sudah diatur dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH). IPAL tersebut berukuran 4 meter x 16 mter sehingga cukup menampung air limbah, khususnya dari penyembelihan unggas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya