Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Dalam kunjungan kerja tersebut, Bibit memberikan pengarahan kepada kalangan petani untuk menggalakkan pola tanam serentak dalam mengatasi berbagai hama penyakit. Dia mengaku prihatin dengan bencana gagal panen hingga 5-6 kali yang dialami kalangan petani di lima kecamatan yakni Polanharjo, Karanganom, Delanggu, Juwiring dan Wonosari. “Mulai dari pembibitan, pengolahan tanah hingga penanaman harus serentak. Kalau tidak akan terjadi tijitibeh atau mati siji mati kabeh hingga akhirnya ngeleh siji ngeleh kabeh,” seloroh Bibit.
Di pengujung ceramahnya, seluruh tamu yang hadir dikejutkan dengan datangnya rombongan pengendara sepeda motor yang ugal-ugalan di lokasi. Rata-rata mereka tidak memasang knalpot sehingga menghasilkan suara nyaring. Sebagian tamu undangan yang tadinya berada di dalam gedung akhirnya keluar untuk menenangkan pendukung Bibit tersebut. Setelah diberi tahu panitia jika tak ada jadwal kampanye, rombongan konvoi tersebut akhirnya meninggalkan lokasi.
Ketua Panwaslu Klaten, Suharno, yang berada di lokasi mengakui jika hari itu bukanlah jadwal kampanye bagi Cagub Jateng, Bibit Waluyo. Menurutnya, kemarin merupakan jadwal rapat umum bagi pasangan cagub nomor urut tiga. Kendati demikian, menurutnya, tidak ada indikasi pelanggaran kampanye di luar jadwal yang dilakukan Bibit Waluyo. “Pendukung itu datang tanpa ada koordinasi dengan panitia. Mereka mengira Bibit datang untuk acara kampanye, bukan dalam rangka dinas,” terang Suharno.
Pada kesempatan itu, Bibit Waluyo menyempatkan diri menjajal traktor untuk membajak sawah tak jauh dari lokasi pertemuan. Saat ditemui wartawan seusai kegiatan, Bibit menegaskan bahwa kedatangannya ke Desa Ngabeyan bukan dalam rangka kampanye. Dia tidak mempermasalahkan kedatangan pendukungnya ke lokasi dengan cara berkonvoi. “Konvoi itu hak mereka. Mangga saja. Mau ngang ngeng ngang ngeng, tidak masalah. Kalau mereka dukung saya, saya malah terima kasih,” ucapnya.