SOLOPOS.COM - Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Boyolali, Sauman, saat dijumpai Solopos.com di kantor Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT), Senin (9/1/2023). Ia mengungkapkan jemaah yang sempat tertunda berangkatnya akan diprioritaskan pada 2023. (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI – Kuota jemaah haji Indonesia pada 2023 menjadi 221.000 jemaah dari sebelumnya 100.051 pada 2022. Terhitung, kenaikannya lebih dari 100 persen untuk kuota Haji 2023.

Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Boyolali, Sauman, mengungkapkan kabar tersebut saat dijumpai Solopos.com di kantor Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT), Senin (9/1/2023).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sauman menyebutnya, kenaikan kuota Haji 2023 Indonesia tersebut sebagai kabar gembira. Tak hanya itu, ia mengabarkan pada 2023 tak ada pembatasan usia seperti pada 2022.

“Ini menggembirakan sekali, sehingga ini bisa menjadi jawaban obat kecemasan masyarakat yang selama ini di tahun 2022 merasa ada pembatasan usia maksimal 65 tahun yang bisa berangkat. Pada 2023 itu sudah tidak berlaku lagi,” kata Sauman.

Ia mengungkapkan kabar tersebut masih berupa siaran pers, sehingga ia berharap segera ada edaran resmi dari Kementerian Agama atau pun dari pemerintah.

Lebih lanjut, Sauman menjelaskan dampak dari naiknya kuota haji Indonesia pada 2023 adalah adanya penambahan porsi haji. Kemudian, jemaah yang secara estimasi sudah berangkat pada tahun sebelumnya dapat diberangkatkan pada 2023.

Semasa pandemi, jelas Sauman, masa tunggu haji bisa mencapai 63 – 64 persen karena kondisi tidak normal. Ketika sudah normal kembali, lanjutnya, waktu tunggu berkisar 31 – 32 tahun.

“Insyaallah yang tertunda pada 2022 akan menjadi prioritas berangkat pada 2023. Ditambah porsi berikutnya untuk memenuhi kuota Jawa Tengah. Untuk di Boyolali kurang lebih sekitar 800-an,” ungkapnya.

Sauman mengungkapkan sebenarnya pada 2020 telah ada 738 calon jemaah haji dari Boyolali yang telah melunasi pembayaran dan direncanakan berangkat pada tahun yang sama. Akan tetapi, karena Covid-19 melanda, pemberangkatan haji ditunda hingga 2022.

Pada 2022 pun, ia mengatakan sebanyak 738 calon jemaah belum bisa berangkat semua karena terdapat pembatasan usia sekaligus terdapat 318 kuota.

“Kalau kemarin pada 2022 kuota kami ada 318 jemaah, tapi ada dua jemaah yang mutasi ke Kloter Bangka Belitung, ada yang mutasi ke kloter Banjarnegara. Kemudian ada dua jemaah yang sakit, dan yang hamil. Sehingga ada 312 yang berangkat pada 2022 dari Boyolali,” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al Rabiah menandatangani kesepakatan mengenai kuota haji Indonesia 1444 Hijriah/2023 Masehi di Kota Jeddah, Arab Saudi pada Minggu (8/1/2023).

Dalam kesempatan itu Menag juga menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo untuk Yang Mulia Raja Salman dan Pangeran Muhammad Bin Salman. Selama ini, Indonesia dan Arab Saudi menjalin hubungan yang sangat erat.

“Alhamdulillah, misi haji 2023 dimulai. Saya hari ini menandatangani kesepakatan haji dengan Menteri Haji Saudi. Kuota haji Indonesia tahun ini sebesar [sebanyak] 221.000,” kata Yaqut melalui siaran pers Kementerian Agama (Kemenag) yang diterima Solopos.com di Solo, Minggu.

“Kuota itu terdiri atas 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus. Adapun untuk petugas, tahun ini kita mendapat 4.200 kuota,” imbuh dia.

Penandatanganan kesepakatan mengenai kuota haji Indonesia 2023 dihadiri oleh Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief, dan Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar Ali, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad, Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo dan Ishfah Abidal Aziz, serta Konsul Haji Republik Indonesia di Jeddah Nasrullah Jasam juga menghadiri acara tersebut.

Menag mengungkapkan dalam pertemuan dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi disepakati tidak adanya batasan usia bagi jemaah haji yang diberangkatkan tahun ini.

Batasan usia jemaah haji di bawah 65 tahun yang diterapkan oleh Pemerintah Arab Saudi dalam pelaksanaan haji pada 2022 guna meminimalisasi penularan Covid-19 tidak diberlakukan lagi.

“Sesuai kesepakatan, tahun ini sudah tidak ada pembatasan usia jemaah haji. Artinya, jemaah 65 tahun ke atas juga dapat berangkat haji tahun ini,” kata Yaqut.

Kesepakatan pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi juga mencakup pengaturan pendaratan pesawat pengangkut jemaah haji di Kota Jeddah dan Madinah serta pelaksanaan kebijakan-kebijakan baru mengenai pelayanan haji.

Dalam pertemuan dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Yaqut juga melobi penambahan kuota jamaah haji bagi Indonesia guna memperpendek masa antre berangkat berhaji yang sudah sangat panjang di Indonesia.

“Semua tentu bergantung pada kebaikan hati Yang Mulia Raja Salman, Pangeran Muhammad Bin Salman, dan Bapak Menteri Haji,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya