Soloraya
Rabu, 11 Juli 2012 - 19:40 WIB

KURANG EFEKTIF, Sabtu Berbahasa Jawa Masih Dimatangkan

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (google.img)

Ilustrasi (google.img)

KLATEN–Wacana setiap hari Sabtu yang akan dijadikan sebagai hari wajib berbahasa Jawa di lingkungan Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten, masih digodok. Pemakaian saat hari Sabtu dinilai tak efektif.

Advertisement

Kepala Disdik Klaten, Sunardi, mengatakan ide tersebut masih sebatas wacana dan belum direalisasikan. Ide penggunaan wajib berbahasa Jawa setiap Sabtu dinilai kurang efektif lantaran hari itu di lingkungan Disdik, libur kerja. Begitu juga instansi pemerintahan lain di Klaten. “Nantinya akan dijadikan program. Tapi untuk pelaksanaannya masih dikonsultasikan dengan bupati,” ujar Sunardi, Rabu (11/7/2012).

Menurut Sunardi, penekanannya bukan hanya pada bahasa komunikasi lisan, melainkan juga pada tulisan, tembang daerah dan lain sebagainya. Selain itu juga program tersebut agar bisa dimengerti oleh semua guru di Klaten, terutama guru bahasa daerah. “Tujuannya jelas, yakni agar nilai luhur bahasa daerah tetap terjaga,” kata Sunardi.

Dulu, lanjut Sunardi, di Klaten pernah berlaku setiap Sabtu menggunakan bahasa Jawa. Namun karena kurang efektif, program itu nantinya akan dikonsultasikan terlebih dahulu. Pihaknya baru mencari format ada satu hari khusus yang menggunakan bahasa Jawa dalam setiap komunikasi, baik percakapan pribadi maupun dalam acara formal kedinasan. “Kita ambil satu hari itu sebagai bentuk apresiasi terhadap bahasa Jawa,” katanya.

Advertisement

Lebih lanjut Sunardi mengatakan, pihaknya tak mengadopsi dari kota maupun kabupaten lain soal program itu. Pasalnya sejak dulu pemkab Klaten melalui Disdik punya gagasan untuk membuat program berbahasa Jawa dalam satu hari. Wacana tersebut, kata dia, secara umum sudah memang sudah menjadi program dari Pemprov Jateng.

Ke depan bila program tersebut bisa efektif, maka bukan hanya Disdik yang menerapkan hal itu, namun juga termasuk pelayanan di kantor. “Sabtu kantor-kantor libur. Dipindah Kamis juga belum efektif. Jadi secara resmi belum ada ketentuan,” terangnya. Namun bila sudah ditentukan harinya, maka konsekuensinya setiap kali rapat, berbincang-bincang dan sebagainya, harus berbicara bahasa jawa halus. Orang yang bukan dari Klaten juga harus mengikuti dan menggunakan bahasa daerah itu. Sebagai awalan untuk embrio program itu, terlebih dahulu diwacanakan di forum workshop bahasa Jawa beberapa hari yang lalu.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif