Soloraya
Jumat, 25 Januari 2013 - 17:18 WIB

KURANG GIZI: Ya Ampun, Masih Ada Warga Sukoharjo yang Kekurangan Gizi!

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penari sosialisasi makanan bergizi membawa makanan untuk dibagikan kepada tamu undangan saat dilangsungkan Hari Gizi di halaman BLUD Sukoharjo, Jumat (25/1/2013). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Penari sosialisasi makanan bergizi membawa makanan untuk dibagikan kepada tamu undangan saat dilangsungkan Hari Gizi di halaman BLUD Sukoharjo, Jumat (25/1/2013). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

SUKOHARJO – Saat ini ternyata masih ada warga Sukoharjo yang merngalami kekurangan gizi. Meski begitu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, dr Guntur Subiyantoro menyatakan, jumlah penderita kurang gizi di Sukoharjo semakin menurun. Data 2012, jumlah penderita gizi buruk sebanyak 10 orang atau turun delapan orang dibanding data setahun sebelumnya berjumlah 18 orang.
Advertisement

Ke-10 orang itu menderita gizi buruk bawaan, seperti berat badan rendah atau gizi tak seimbang. Pernyataan itu disampaikan Kepala DKK seusai menghadiri HUT ke-62 Hari Gizi di halaman Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Sukoharjo, Jumat (25/1/2013). “Kasus gizi buruk tak ada namun kurang gizi memang ada. Semua penderita gizi buruk adalah bawaan dan sudah ditangani,” tegasnya.

Dijelaskan olehnya, standar cakupan gizi di Sukoharjo baru 0.015% sedangkan standar cakupan gizi nasional 0,2%. Guntur berharap, peringatan Hari Gizi menjadi momentum untuk menyadarkan manusia akan pentingnya gizi bagi tubuh seseorang. “Diharapkan setiap orang bisa menghitung sendiri cakupan gizi. Misalnya orang dewasa cakupan gizi sebanyak 2.500 kalori.”

Dicontohkan, makanan berkarbohidrat setiap 100 gram memiliki kandungan 90 gram kalori, 5 gram lemak dan 4 gram protein. Karenanya, ujar Guntur, gizi setiap orang berimbang agar kondisi tubuh sehat. “Selain itu, dengan menu beragam tidak akan membosankan dan pemenuhan kalori bisa dibiasakan.”

Advertisement

Sementara itu, peringatan Hari Gizi di Sukoharjo ditampilkan penari yang membawa aneka makanan tradisional penuh gizi, seperti sayur-sayuran, jagung yang dibuat aneka makanan dan sebagainya. Bimo Wijanarko dari Muresko menyatakan, tarian itu dimaksudkan sebagai sarana sosialisasi agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya pemenuhan gizi. “Makanan bergizi bisa dicukupi sendiri oleh setiap orang. Caranya memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanami sayur-sayuran, ketela pohon dan jagung.”

Direktur BLUD RSU Sukoharjo, dr Gunadi menyatakan, hingga kini belum ada pasien gizi buruk yang opname. “Jika ada RSU siap menangani. Belakangan ini pasien yang opname mayoritas penderita Ispa (inspeksi saluran pernapasan atas) dan diare.”

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif