Soloraya
Jumat, 28 Oktober 2022 - 09:29 WIB

Kurang Informasi, Alasan PAUD di Sukoharjo Belum Pernah Dapat Dana CSR

Tiara Surya Madani  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penandatanganan deklarasi dukungan multistakeholders dalam penguatan lembaga PAUD di Sukoharjo, Kamis (27/10/2022). (Solopos.com/Tiara Surya Madani)

Solopos.com, SUKOHARJO– Sebanyak 72,3% lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Sukoharjo belum pernah mendapat dukungan berupa dana CSR (Corporate Social Responbility).

Hal tersebut disampaikan Direktur Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) Iwan Setiyoko di Pendapa Graha Satya Praja, kantor Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, , Kamis (27/10/2022).

Advertisement

Kurangnya dukungan dana CSR untuk perkembangan PAUD tersebut berdasarkan survei dukungan multistakeholders yang ia lakukan terhadap 264 pengelola lembaga PAUD di Sukoharjo periode 5-25 Oktober 2022.

Lembaga yang disasar adalah yang menjadi sasaran Program Penguatan PAUD Ramah Anak melalui Program Organisasi Penggerak (POP) periode 2021-2023, yang bekerja sama dengan YSKK dengan Kemendikbudristek di 12 kecamatan Sukoharjo.

Advertisement

Lembaga yang disasar adalah yang menjadi sasaran Program Penguatan PAUD Ramah Anak melalui Program Organisasi Penggerak (POP) periode 2021-2023, yang bekerja sama dengan YSKK dengan Kemendikbudristek di 12 kecamatan Sukoharjo.

Baca Juga: Riset YSKK: PAUD di Sukoharjo Belum Sepenuhnya Ramah Anak

Iwan menjelaskan faktor pemicu lembaga PAUD tidak mendapatkan perhatian karena keterbatasan akses informasi terkait prosedur kemitraan dengan perusahaan.

Advertisement

Selain itu, minimnya kapasitas pengelola dalam menjalin kerja sama dengan perusahaan menjadi faktor kedua yang mencapai 35% dari kuisioner yang dibagikan kepada 264 pengelola lembaga pendidikan usia dini.

Letak domisili dari lembaga pendidikan dengan perusahaan yang jauh dapat menjalin kemitraan menempati angka 13% dari pengelola lembaga PAUD yang mengisi kuisioner.

Selain dukungan dana CSR, 43% lembaga PAUD di Sukoharjo belum pernah mendapat dukungan dana dari pemerintah desa melalui alokasi dana desa.

Advertisement

Baca Juga: Dorong Literasi Masyarakat, Boyolali Kembangkan Perpustakaan Inklusi Sosial

Upaya tersebut dapat dipertegas dalam prioritas penggunaan dana desa melalui 18 suitanable development goals (SDG’s) Desa poin ke-4, dimana salah satunya membahas terkait dengan pendidikan desa berkualitas.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo, Darno, mengatakan proses pendidikan anak usia dini merupakan tahapan emas pertumbuhan bagi seorang anak. Hal tersebut akan menjadi fondasi yang akan berpengaruh pada pola pikir dan perilaku kedepan.

Advertisement

“Penting untuk mengintervensi agar PAUD jadi lembaga ramah anak sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,” Kata Darno, Kamis (27/10/2022).

Selain menjadi lembaga yang ramah anak, PAUD seharusnya juga menjadi tempat dimana anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga dapat berpikiran terbuka dalam kehidupan di masa mendatang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif