Soloraya
Kamis, 23 Mei 2013 - 08:43 WIB

Kurang Murid, Dua SD di Sumberlawang Terkena Regrouping

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

SRAGEN – SDN Mojopuro 1 dan SDN Mojopuro 2 di Kecamatan Sumberlawang, Sragen, terkena program penggabungan atau regrouping. Dua SD negeri itu terpaksa regrouping karena jumlah muridnya tak seimbang.
Advertisement

Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, Kusmanto, mengatakan kedua SD tersebut berada di satu kawasan. Kusmanto yang pernah menjabat sebagai Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan Kecamatan Sumberlawang ini menjelaskan SDM Mojopuro 1 memiliki jumlah murid yang sedikit. Sedangkan SDN Mojopuro 2 memiliki jumlah murid yang banyak. Sementara, Kepala Sekolah SDN Mojopuro 1 mengundurkan diri dengan alasan sakit.

Kusmanto mengatakan, berdasarkan informasi dari salah satu anggota staf UPT Pendidikan Kecamatan Sumberlawang, sejak setahun lalu, SDN Mojopuro 1 tak menerima peserta didik baru. Sementara, beberapa siswa di SD tersebut mulai pindah ke sekolah baru, baik ke SDN Mojopuro 2 maupun SD negeri lainnya di area terdekat. Beberapa guru wiyakta bhakti di sekolah tersebut menurutnya juga sudah pindah lokasi mengajar. “Saat ini SD Mojopuro 1 sudah kosong dan enggak ada KBM,” terangnya kepada Solopos.com.

Sekretaris sekaligus pelaksana tugas (plt) Dinas Pendidikan Sragen, Joko Saryono, Rabu, mengatakan regrouping itu diadakan demi efektivitas dan memaksimalkan pelayanan pendidikan. Ia mengatakan regrouping kedua SD negeri di Sumberlawang itu sudah diwacanakan sejak lama. Dinas Pendidikan rencananya mengadakan mengeksekusi regrouping di sekolah tersebut 2014 mendatang. Mengingat, butuh persiapan anggaran dana dan beberapa perencanaan. Namun, melihat faktanya kalau KBM sudah tak berjalan sejak lama dan para siswa mulai pindah, ia mengaku selanjutnya pemerintah pusat tinggal menindaklanjuti keadaan tersebut.

Advertisement

Joko menambahkan, saat ini ia juga sudah meminta sejumlah kepala UPT Pendidikan di semua kecamatan wilayah Sragen agar mendata beberapa sekolah diwilayahnya yang minim murid dan layak di-regrouping. Sementara, hingga kini ia memang belum mendapatkan laporan secara pasti dari para kepala UPT. “Saya enggak menarget kapan regrouping dan berapa yang harus di regrouping. Kalau ada laporan dari kepala UPT ya akan ditindaklanjuti,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif