SOLOPOS.COM - Sukarelawan membersihkan sampah penghalang aliran sungai Bengawan Solo di Desa Nambangan, Selogiri, Wonogiri, Minggu (28/5/2023). (Istimewa/BPBD Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRIPerum Jasa Tirta (PJT) I, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Selogiri, dan ratusan sukarelawan turun ke Sungai Bengawan Solo wilayah Selogiri, Wonogiri, untuk kegiatan bersih-bersih sampah, Minggu (28/5/2023).

Hal itu sebagai upaya mitigasi bencana banjir dengan meminimalkan sumbatan yang menghalangi aliran sungai. Dari kegiatan itu ternyata masih banyak ditemukan sampah rumah tangga seperti plastik bekas kemasan makanan, selain sampah berupa ranting pepohonan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Sub Divisi Jasa Tirta III/1 PJT I, Fendri Ferdian, mengatakan selain meminimalkan luapan sungai Bengawan Solo, kegiatan pembersihan penghalang aliran sungai itu juga sebagai upaya sosialisasi pelestarian lingkungan sungai.

Fendri mengatakan di Sungai Bengawan Solo kerap kali ditemukan timbunan sampah baik organik maupun anorganik atau sampah rumah tangga. Sampah-sampah itu menjadi salah satu faktor penghambat aliran sungai Bengawan Solo, terutama saat musim penghujan ketika debit air sungai tersebut tinggi.

“Ada pembersihan sedimen, semak, sampah di badan sungai, tanggul, dan area sempadan sungai. Pembersihan ini untuk meningkatkan kualitas fungsi Bengawan Solo,” kata Fendri kepada Solopos.com, Minggu.

Ihwal sedimentasi, Fendri mengakui memang masih terus terjadi di hulu sungai Bengawan Solo akibat erosi lahan. Tetapi, sedimen itu banyak yang mengendap di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri.

PJT I dan pemerintah selama ini sudah mengelola sedimen tersebut secara rutin, sehingga tingkat keparahan sedimentasi cukup menurun. Berdasarkan data PJT I, setiap tahun WGM Wonogiri mengalami penurunan tampungan air akibat sedimentasi.

Rencana Alokasi Air Tahunan

Adapun sedimentasi di WGM Wonogiri tercatat rata-rata 5,70 juta m3/tahun. Proses pengerukan dan penggelontoran sedimen pun terus dilakukan agar WGM tetap berfungsi optimal sebagai pengendali banjir dan layanan lain kepada masyarakat.

Sementata itu, kondisi Sungai Bengawan Solo saat ini juga mengalami penurunan debit air pascamusim penghujan. Kendati demikian, debit air yang mengalir dinilai masih dalam taraf normal sesuai rencana alokasi air tahunan atau RAAT.

“Kegiatan pembersihan penghalang aliran sungai Bengawan Solo ini dilakukan rutin dua kali dalam setahun. Kami biasanya berkolaborasi dengan pemerintah, instansi pemerintah daerah, dan sukarelawan,” ujar dia.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Sri Maryati, menyampaikan ada 152 personel yang terjun dalam pembersihan penghalang aliran sungai Bengawan Solo di Selogiri.

Kegiatan tersebut sebagai mitigasi bencana banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo. Menurut dia, pada kesempatan itu kondisi sungai Bengawan Solo banyak ditemukan sampah. Banyak di antaranya sampah rumah tangga seperti plastik-plastik kemasan.

Selain itu, ranting-ranting pohon bambu juga tidak kalah banyak. Bahkan di beberapa lokasi bekas ranting bambu yang hanyut beberapa waktu lalu sudah tumbuh di badan sungai.

“Kalau dibiarkan terus, fungsi Sungai Bengawan Solo tidak akan optimal. Sungai akan penuh sampah dan penghalang. Akibatnya, ketika penghujan, saat debit air tinggi, bisa menyebabkan air meluap karena tidak teralirkan dengan baik ke hilir,” ucap Sri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya