Soloraya
Senin, 18 Juli 2022 - 20:57 WIB

Kurikulum Toleransi Khas Sukowati akan Diterapkan Juga di SD

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Senior Advisor USAID, Ellexis G, melihat-lihat hasil karya siswa berupa kartu sebagau media pembelajaran dalam Kurikulum Toleransi Khaw Sukowati di Stand Rumpun Bahasa dan Kesenian di nDayu Park, Saradan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Senin (18/7/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 20 master teacher akan ditugaskan membimbing dan melatih di 52 SMP negeri dan swasta di Sragen untuk menerapkan Kurikulum Toleransi Khas Sukowati.

Setelah selesai, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen berencana mengembangkan kurikulum toleransi itu di sekolah dasar (SD).  Para master teacher itu merupakan guru pilihan hasil seleksi dari 40 master trainer.

Advertisement

Kepala Disdikbud Sragen, Suwardi, mengatakan penerapan kurikulum toleransi khas Sukowati ini tidak hanya untuk SMP.  Mengingat manfaat kurikulum toleransi ini besar maka bisa dikembangkan di lingkungan SD.

Dia ingin penanaman karakter toleran dan akhlak yang baik ditanamkan kepada anak-anak sejak  dari pendidikan dasar (SD).

Advertisement

Dia ingin penanaman karakter toleran dan akhlak yang baik ditanamkan kepada anak-anak sejak  dari pendidikan dasar (SD).

“Kalau penanaman karakter itu dilakukan sejak kecil maka ke depan benar-benar bermanfaat bagi si anak maupun masyarakat. Inilah yang paling penting. Saya kira BNPT [Badan Nasional Penanggulangan Terorisme] sampai datang itu kemungkinan kurikulum ini bisa dijadikan acuan di Jawa Tengah, atau bahkan di Indonesia dan dunia,” jelasnya, Senin (18/7/2022).

Baca Juga: Mengenal Kurikulum Toleransi Khas Sukowati Lewat Learning Event

Advertisement

Ia memaparkan awalnya ada 40  master trainer dari 40 SMP negeri di Sragen. Kemudian, untuk melatih 52 SMP negeri dan swasta lainnya,, Disdikbud merekrut master teacher yang diseleksi dari 40 master trainer terbaik.

“Tugas 20 master teacher untuk melatih para guru di 52 SMP di Sragen. Setiap master teacher bisa mengampu dua sekolah atau kolaborasi antar-master teacher dalam melatih sekolah. Nah penerapan di 52 SMP itu dimulai di 2022 ini,” katanya.

Kepala SMPN 2 Karangmalang, Sragen, Sunarso, melihat inovasi kurikulum ini bagus karena bisa mengenalkan siswa dengan budaya khas Sukowati. Mulai dari kuliner dan lainnya sekaligus mengajarkan nilai-nilai toleransi.

Advertisement

Baca Juga: Pendidikan Toleransi Berbasis Kearifan Lokal di Kabupaten Srage

Hal senada disampaikan siswa Kelas IX SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, Sofya Dara. Dengan Kurikulum Toleransi Khas Sukowati, ujar dia, siswa mendapatkan pengetahuan yang banyak tentang budaya lokal di Sragen, baik makanan, seni tradisi, dan seterusnya.

“Bahkan di pelajaran matematika pun dikenalkan permainan tradisional seperti dakon untuk menjelaskan pembelajaran matematika. Dalam permainan dakon itu ada pelajaran pembagian yang sama rata dan hitung menghitung,” katanya.

Advertisement

Tantangan dari kurikulum itu ternyata menuntut guru bisa menguasai sejumlah mata pelajaran. “Kami lebih bersemangat lagi ketika budaya lokal ini diangkat kembali,” kata guru Bahasa Inggris  SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen, Ayu Novitasari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif