Soloraya
Minggu, 6 Juni 2010 - 22:21 WIB

Kusdinar memilih di luar sistem partai

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Sragen (Espos)-
-Putri Bupati, dr Kusdinar Untung Yuni Sukowati memilih di luar sistem kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPC PDIP) Sragen pascakonferensi cabang (Konfercab) lanjutan di Semarang, Sabtu (5/6) lalu. Kusdinar siap menerima sanksi partai atas keputusan tersebut.

“Secara pribadi saya punya hak untuk bersikap. Di saat saya dihadapkan pada pilihan demi menjaga kondusivitas partai, demi idealisme keyakinan, maka keputusan yang saya ambil adalah untuk menegakkan aturan partai yang saya cintai dan demi harga diri. Saya memilih berada di luar sistem kepengurusan partai. Sanksi apa pun yang akan diberikan, saya siap menerimanya,” ujar Kusdinar kepada Espos, Minggu (6/6) melalui pesan singkatnuya.

Advertisement

Menurut Kusdinar, dalam kehidupan berorganisasi, apapun wadah organisasinya, baik sosial atau politik, maka setiap individu yang berikrar di dalamnya harus patuh dan taat pada aturan dan mekanisme organisasi. Sebagai kader partai yang baik, Kusdinar pun mengaku patuh dan taat pada aturan, walaupun ketidakadilan tersaji di depannya.

“Bagaimana mungkin dengan 20 PAC dalam Konfercab menghasilan sembilan PAC untuk saya dan enam PAC untuk Bambang (Bambang Samekto, Ketua DPC PDIP Sragen definitif), sedangkan lima PAC yang lain bermasalah dengan karakteristik dan Permasalahan yang berbeda. Mulai dari pemalsuan stempel sampai pemaksaan dalam Konfercab lanjutan yang digelar kemarin (Sabtu),” ujarnya.

Kusdinar menambahkan, sudah ada surat ketetapan dan keputusan Bambang sebagai ketua. Namun sebanyak 13 PAC menyatakan sikap politik mohon izin kepada pimpinan sidang untuk <I>walkout<I>. “Ini membuktikan bahwa aturan partai sudah tidak menjadi acuan kembali. Partai menggunakan kebijakan yang diambil berdasarkan subyektivitas belaka, argumentasi apa pun yang diberikan sudah tidak dapat mengubah keputusan. Di sini kekuasaan digunakan, saya patuh dan taat seperti pada saat partai memutuskan saya harus mengundurkan diri sebagai Ketua Dewan,” imbuhnya.

Advertisement

Semua peristiwa itu bagi Kusdinar dimaknai sebagai proses pembelajaran dan pengalaman dan memperkaya khazanah berpikir serta akan membentuk pribadi yang lebih kuat.

trh

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif