Soloraya
Jumat, 3 September 2021 - 14:10 WIB

Ladalah! Alokasi Pupuk Urea di Klaten Ternyata Menyusut 10.000 Ton

Ponco Suseno  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani menebar pupuk. (Antara/Hendra Nurdiyansyah)

Solopos.com, KLATEN – Alokasi pupuk urea bagi petani di Klaten di tahun 2021 ternyata menyusut 10.000 ton dibandingkan tahun 2020. Di sisi lain, serapan pupuk bersubsidi di Kabupaten Bersinar terbilang masih rendah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Klaten memperoleh jatah pupuk urea sebanyak 26.000 ton di tahun 2020. Memasuki tahun 2021, Klaten memperoleh jatah 16.000 ton pupuk urea. Terjadinya pengurangan alokasi pupuk bersubsidi itu merupakan kebijakan dari pemerintah pusat.

Advertisement

Baca Juga: Sukoharjo Gelar PTM Terbatas SMP & SMA Mulai 13 September 2021

“Kalau dilihat dari angkanya memang menurun. Tapi, itu sudah sesuai hasil kajian dari badan penelitian. Kalau dulu standarnya 250 kg per hektare. Sekarang ini, 150 kg per hektare [penggunaan pupuk urea]. Jadi sudah sesuai standar jumlah penggunaan meski dilihat dari angkanya ada penurunan,” kata Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti, saat ditemui wartawan di kompleks Setda Klaten, Jumat (3/9/2021).

Hal senada dijelaskan Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Setda Klaten, Cahyo Dwi Setyanta. Terjadinya penurunan jumlah pupuk urea yang diperoleh daerah Klaten disebabkan adanya perubahan standar penggunaan jumlah pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat.

Advertisement

Sesuai rencana, Bagian Perekonomian Setda Klaten ingin mengundang berbagai pihak terkait dalam penerimaan dan penyerapan pupuk bersubsidi di Kabupaten Bersinar ke depan.

“Besok Selasa [pekan depan], kami akan berkumpul semuanya membahas hal tersebut. Nanti ada dari pertanian [DPKPP], produsen pupuk, distributor pupuk, dan lainnya. Tujuannya membahas pupuk bersubsidi itu,” katanya.

Baca Juga: Dapat Pin Emas, Ini Sosok 6 Polwan Terbaik Indonesia 2021

Advertisement

Disinggung tentang serapan pupuk subsidi di Klaten di tahun 2021, Cahyo Dwi Setyanta, mengatakan masih rendah. Hingga Agustus 2021, serapan pupuk bersubsidi, utamanya pupuk urea belum mencapai angka 50 persen.

“Kami akan bahas di pertemuan besok juga soal serapan pupuknya. Tahun 2021 ini kan tinggal beberapa bulan lagi,” katanya.

Cahyo Dwi Setyanta mengatakan penurunan penggunaan pupuk bersubsidi di Klaten berpotensi mempengaruhi produktivitas pertanian di Klaten. “Penurunan alokasi pupuk bersubsidi hingga 10.000 ton [urea] ini baru terjadi di Klaten,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif