SOLOPOS.COM - Pameran bank sampah digelar di kawasan taman RSD Bagas Waras Klaten bersamaan digelarnya kongres persampahan dan kongres bank sampah, Kamis (27/10/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Bupati Klaten, Sri Mulyani, kembali menegaskan penolakannya jika ada daerah lain yang berniat membuang sampah di wilayah Kabupaten Bersinar. Penolakan itu dia sampaikan lagi saat pembukaan kongres bank sampah dan pameran produk daur ulang sampah di Taman RSD Bagas Waras Klaten, Kamis (27/10/2022).

“Beberapa senior atau mantan pejabat telepon saya menyampaikan keberatan kalau sampah di wilayah Jogja dikerjasamakan atau dibuang ke Klaten. Jangankan anda, saya jelas menolak. Tidak mungkin saya menyetujui walaupun dibayar berapapun,” kata Mulyani saat menyampaikan sambutan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sebagai informasi, beredar informasi Pemkot Jogja berencana menjajaki kerja sama dengan Pemkab Klaten untuk alternatif pembuangan sampah pada akhir Mei 2022. Saat itu, Mulyani menegaskan tak sepakat dengan rencana tersebut.

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di Klaten hanya untuk mengelola sampah yang ada di Kabupaten Bersinar. Selain ditangani di TPA, sampah dikelola di tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R).

“Penanganan sampah di Klaten sudah baik walau belum maksimal. Kami akan selalu berupaya mengalokasikan anggaran penanganan sampah di Klaten. Sudah ada TPA yang tentunya juga butuh perluasan dan peralatan yang canggih,” ungkap dia.

Baca Juga: Tanggul Kerap Jebol, 5 Sungai di Klaten Ini Kondisinya Kritis

Mulyani juga menyerukan agar seluruh pihak tak lagi menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah. Dia meminta agar pemilahan sampah sudah dilakukan dari tingkat rumah tangga.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Klaten, Srihadi, mengatakan kongres sampah berlangsung selama tiga hari, Rabu-Jumat (26-28/10/2022). Kegiatan yang digelar meliputi rapat koordinasi (Rakor) persampahan, Kongres Bank Sampah, pameran produk kreasi bank sampah, sosialisasi persampahan, pelatihan pembuatan produk kreasi berbahan sampah, hingga lomba.

Kegiatan itu diikuti dari perwakilan dari unsur pemerintahan, asosiasi bank sampah, DPRD, camat, kepala desa, akademisi, sekolah, hingga pegiat lingkungan.

“Tujuan dari kegiatan ini untuk koordinasi dan penggalangan komitmen bersama dalam pengelolaan sampah, penyempurnaan regulasi pengelolaan samah agar menjadi pedoman bagi kegiatan pengelolaan sampah secara lebih baik bagi semua pihak, konsep dalam pengurangan dan penanganan persampahan menuju masyarakat mandiri sampah,” kata Srihadi.

Baca Juga: Cegah Banjir, 1.000-an Orang Bersih-Bersih Sungai di Rawa Jombor Klaten

Srihadi menjelaskan di Klaten ada 60-an bank sampah mulai dari binaan DLH dan mandiri. Saat ini, ada 96 ton sampah yang terangkut ke TPA per hari.

Soal timbunan sampah, Srihadi menjelaskan timbunan atau produksi sampah di Klaten dari hasil kajian per hari mencapai 580 ton. Jumlah itu berdasarkan perkiraan produksi sampah sekitar 0,5 kg per har per orang.

“Dari hasil kajian produksi terbesar sampah organik sekitar 20 persen. Kemudian ada botol minuman 7 persen, plastik 5 persen,” kata Srihadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya