Soloraya
Jumat, 12 Mei 2023 - 13:18 WIB

Lagi, Keracunan Massal Terjadi di Sragen, 41 Warga Tunggul Mengeluh Diare

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Puskesmas Gondang memeriksa seorang warga yang mengeluh diare di Posko Kesehatan Dukuh Tanjang, Desa Tunggul, Gondang, Sragen, Jumat (12)5/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Kasus dugaan Keracunan makan kembali terjadi di Sragen. Kali ini sebanyak 41 warga Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen mengeluhkan diare sejak Kamis (11/5/2023). Fenomena yang mulai terjadi pada Kamis tengah malam hingga Jumat (12/5/2023) siang itu diduga disebabkan makanan hajatan yang mereka konsumsi.

Hajatan sunatan tersebut digelar Kamis di Dukuh Tanjang, Desa Tunggul. Tim Puskesmas Gondang, Sragen, langsung bergerak cepat menangani keluhan warga dengan membuka posko pengobatan 24 jam. Petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen juga sigap dengan mengecek ke lokasi hajatan sunatan dan langsung mengambil sampel makanan dan air di lokasi itu.

Advertisement

Sanitarian Puskesmas Gondang, Sragen, Sri Hastuti, saat ditemui Solopos.com di lokasi hajatan, Jumat, mengatakan keluhan warga kebanyakan diare yang dimulai Jumat pukul 01.00 WIB dini hari. “Warga yang mengeluh diare langsung minta obat ke rumah Pak Suwarno, perawat di Puskesmas Sambungmacan. Mereka juga meminta obat ke bidan desa,” ujarnya.

Mendengar kabar ada dugaan keracunan massal, Puskesmas Gondang langsung membuka posko kesehatan di rumah Suwarno. Sempat ada dua siswa SD yang muntah-muntah dan langsung diobati. “Kami berkoordinasi dengan dokter Puskesmas Gondang dan ketua RT setempat untuk imbauan kalau ada keluhan langsung ke posko,” ujar Sri.

Advertisement

Mendengar kabar ada dugaan keracunan massal, Puskesmas Gondang langsung membuka posko kesehatan di rumah Suwarno. Sempat ada dua siswa SD yang muntah-muntah dan langsung diobati. “Kami berkoordinasi dengan dokter Puskesmas Gondang dan ketua RT setempat untuk imbauan kalau ada keluhan langsung ke posko,” ujar Sri.

Di Posko Kesehatan itu terdapat petugas laborat, petugas promosi kesehatan, dan bidan desa. Petugas kesehatan juga berkunjung ke rumah-rumah untuk memantau kondisi warga. Sejauh ini, sambung Sri Hastuti, semua warga dalam kondisi sudah membaik.

Sementara sampel makanan yang diambil berupa makanan yang dikonsumsi penderita diare yang dirasa kurang enak, yakni olahan daging sapi.

Advertisement

“Awalnya dikira masuk angin biasa atau kecapaian tetapi suami juga mengeluh yang sama. Ibu saya malah tidak apa-apa, padahal juga ikut membantu seharian di lokasi hajatan,” katanya.

Warga lainnya, Nariyo, 64, juga mengeluhkan menderita diare sejak semalam dan akhirnya meminta obat ke posko kesehatan. “Saya sudah tiga kali ini diare. Belum sampai ke kamar mandi sudah keluar duluan. Cucu saya juga diare,” katanya.

Sebelumnya, keracunan massal  menimpa ratusan warga di dua desa, yakni Jambeyan dan Sukorejo, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.

Advertisement

Menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, dr. Sri Subekti, hingga Sabtu (29/4/2023) pukul 05.30 WIB, ada 210 warga yang mengeluhkan diare yang diduga karena keracunan massal.

“Enam orang sudah rawat inap di Puskesmas Sambirejo,” kata dia kepada Solopos.com, Sabtu.

Warga Jambeyan, Sambirejo, Sragen, Sugiyono, mengatakan keracunan massal tersebut diduga berasal dari daging sapi punjungan. Keluhan yang dirasakan warga berupa diare dan mual-mual.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif