Soloraya
Senin, 17 Maret 2014 - 16:10 WIB

Lagi, Pemkot Solo Wacanakan Bahasa Inggris Bagi Pengemudi Becak dan Taksi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo kembali merencanakan mengadakan program kursus bahasa Inggris untuk pengemudi becak dan sopir taksi, Senin (17/3/2014).

“Ini baru kali pertama untuk sopir taksi dan becak materi tentang pemahaman bahasa Inggris, yang penting dapat berkomunikasi dua arah. Selama ini mereka tidak bisa,” kata Ipoung Saryono, Kabid Sarana Wisata saat ditemui Solopos.com, Senin.

Advertisement

Menurut Ipoung, acara tersebut rencananya digelar selama tiga hari dan diikuti oleh 70 orang peserta. Mereka adalah 35 orang sopir taksi dan 35 orang pengemudi becak. “Kendala kami yang masih belum terpecahkan, apa kita beri uang sewa untuk becak dan taksi [peserta] atau mengganti pendapatan mereka per hari,” kata dia.

Masih menurut Ipoung, anggaran program kursus bahasa Inggris telah ditetapkan sebesar Rp60.030.000 dari APBN 2014. “Konsep acara tiga hari, dua hari materi dan sehari di lapangan,” terang dia.

Ipoung menjelaskan program tersebut melibatkan guru bahasa Inggris dan mahasiswa PKL di Disbudpar sebagai pengajar. “Di sini banyak mahasiswa PKL, nanti bisa kita manfaatkan untuk mengajar tukang becak dan taksi,” ujar dia.

Advertisement

Terpisah, menurut Kepala Disbudpar Solo, Eni Tyasni Susana, program kursus bahasa Inggris tersebut dalam rangka pengelolaan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk pariwisata di Solo. “Biasanya mereka [pengemudi becak dan taksi] pakai bahasa Tarzan, paling tidak bisa berkomunikasi, istilahnya sekaligus sebagai guide, biar wisatawan kerasan,” ujar dia.

Menurut Eny, materi program kursus ini tidak hanya bahasa Inggris, tetapi juga pemahaman kepariwisataan. “Maksud kami untuk bekal ketika ada wisatawan, di mana keraton, tempat pembuatan gamelan, kampung batik, dan berapa tarif naik kendaraannya,” tambah dia.

Eny juga menjelaskan selama ini program peningkatan kapasitas SDM di bidang pariwisata belum dilakukan evaluasi.” Ini pekerjaan rumah (PR) saya. Selama ini belum dilakukan monev [monitoring dan evaluasi]. Kita belum tahu bagaimana perkembangan pariwisata di bidang transportasi lokal ke depan,” pungkas dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif