Soloraya
Sabtu, 28 Juli 2012 - 23:41 WIB

Lagi, Proyek Gatot Subroto Gagal Dapat Anggaran

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO--Proyek penataan koridor dan pembangunan walking street di Jl Gatot Subroto, Solo, lagi-lagi gagal mendapatkan anggaran. Kementerian Perdagangan batal mengucurkan dana untuk merealisasikan rencana tersebut tahun ini. Padahal sebelumnya, pengajuan dana senilai Rp10 miliar melalui APBD Kota Solo 2012, juga telah ditolak DPRD setempat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Solo, Agus Djoko Witiarso saat dimintai informasi seputar rencana penataan koridor dan pembangunan walking street di Jl Gatot Subroto, Kamis (26/7), membenarkan belum ada kepastian dari Kementerian Perdagangn terkait pengucuran dana tersebut.

Advertisement

“Ya, dari Kementerian Perdagangan belum memberikan dana itu. Tapi kalau untuk DED-nya [detail engineering design], kami sudah siap. Kalau dananya ada, bisa langsung lelang dan dikerjakan dalam waktu enam sampai sembilan bulan,” ungkap Agus.

Namun demikian, Agus menyatakan pihaknya akan tetap mengupayakan realisasi proyek tersebut dengan mengajukan proposal, baik kepada pemerintah pusat maupun APBD kota tahun depan.

Dihubungi terpisah, Sabtu (28/7/2012), Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Supriyanto mengakui dalam pembahasan APBD 2012 lalu, DPRD telah menolak usulan anggaran untuk proyek penataan koridor dan pembangunan walking street di Jl Gatot Subroto tersebut.

Advertisement

“Kala itu kami mengalihkannya ke bidang pendidikan karena menilai rencana itu tidak mendesak,” ungkapnya.

Sementara dalam kebijakan umum perubahan anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara (KUPA-PPAS) APBD Perubahan (APBD-P) 2012, Supriyanto mengatakan tidak ada usulan anggaran dari Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk proyek tersebut. Ditanya peluang proyek itu bisa didanai dengan APBD tahun depan, Supriyanto menyatakan pihaknya belum melihat urgensi penganggaran kegiatan tersebut.

“Kami menilai proyek itu baru sebatas proyek mercusuar dengan konsep dan perencanaan yang belum matang, termasuk harus dikaji ulang dari sisi amdalalin [analisis dampak lingkungan dan lalu lintas] di kawasan itu dan sekitarnya, konsistensi para pelaku UMKM [usaha mikro, kecil dan menengah] hingga masyarakat di kawasan itu,” paparnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif