Soloraya
Kamis, 23 Mei 2024 - 11:38 WIB

Lahan di Solo Habis, Gibran Ingin Gandeng Soloraya untuk Percepatan Investasi

Wahyu Prakoso  /  Bayu Jatmiko Adi  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota sekaligus Wapres terpilih 2024 Gibran Rakabuming Raka Kota Solo akan didorong kerja sama dalam berinvestasi di wilayah Soloraya karena lahan Solo yang sudah habis. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO– Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mendorong antardaerah berkolaborasi untuk percepatan realisasi investasi di Soloraya. Sudah tidak ada lahan di Solo untuk menunjang investasi yang membutuhkan bangunan besar.

“Tanah di Solo itu sudah habis. Kami harus mulai gandeng kabupaten sekitar, kabupaten penyangga. Mau bikin pabrik sudah enggak bisa di Solo, mau bikin mal atau convention hall yang super besar juga sudah enggak bisa di Solo. Ini artinya harus gandeng,” jelas Gibran ditemui wartawan di Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin (20/4/2024).

Advertisement

Menurut dia, sejumlah daerah sekitar Solo sudah berkembang, sebagai contoh Kecamatan Colomadu dan Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar; dan Solobaru, Kabupaten Sukoharjo.

“Tawangmangu sekarang fokus ke pariwisata, nanti Solo harus siap dengan infrastrukturnya. Hotel, restoran, convention hall-nya, warganya juga harus siap menerima tamu dari dalam maupun luar negeri sewaktu-waktu,” ungkap dia.

Adapun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menargetkan realisasi investasi Kota Solo pada 2024 meningkat 100 persen dari target tahun lalu. Realisasi investasi di Kota Solo 2023 senilai Rp917.758.926.569 dari target Rp600 miliar.

Advertisement

Sementara itu, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal yang juga Plt Deputi Perencananan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan, mengatakan Indonesia memiliki target berkaitan dengan realisasi investasi sampai 2045. Butuh dukungan daerah untuk mencapai target tersebut.

Sedangkan dalam upaya pencapaian target, perlu ada strategi yang lebih efektif dalam mencapainya. Dia mengatakan setiap daerah tidak bisa bekerja sendiri-sendiri.

“Harus bisa melihat ini sebagai konstelasi ekosistem, sehingga jika melihat berdasarkan sejarahnya, yakni dulu sampai sekarang, di Soloraya ini sebenarnya sudah terbangun ekosistem bisnis secara natural, hanya perlu dilakukan percepatan,” jelas dia, Selasa (7/5/2024).

Advertisement

Menurut dia, Soloraya harus diwujudkan dengan menguatkan aspek kolaborasi antar daerah. Apabila yang muncul lebih kuat adalah persaingan antara daerah, dikhawatirkan justru memunculkan kondisi yang tidak kompetitif di Soloraya, dibandingkan daerah lain dalam menarik investasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif