Soloraya
Jumat, 2 April 2010 - 18:00 WIB

Lahan pertanian di Sukoharjo menyusut 1,2% per tahun

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo (Espos)–Makin maraknya permukiman baru menurut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menyebabkan lahan pertanian di Kota Makmur menyusut rata-rata 1,2% per tahun.

Data tersebut menurut Bappeda adalah data hasil koordinasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Sementara itu data di Dinas Pertanian (Dispertan) menyebutkan lahan pertanian saat ini seluas 46.666 hektare (Ha).

Advertisement

Perwakilan dari Bappeda dalam acara monitoring dan evaluasi kinerja tenaga honorer lepas tenaga bantu penyuluh pertanaian, Suwardi menyebutkan, selama ini sektor pertanian selalu menjadi sektor unggulan di Sukoharjo.

“Dari dulu yang namanya sektor pertanian selalu menjadi sektor unggulan. Sampai sekarang pun masih,” jelasnya belum lama ini.

Ironisnya, sambung Suwardi, meski pertanian menjadi sektor unggulan namun kondisi itu kini terancam tidak bisa bertahan lama. Selain berkembang pesatnya sektor perdagangan dan industri, maraknya perumahan juga menjadi penyebab yang lain.

Advertisement

Suwardi menambahkan, lahan Kabupaten Sukoharjo sekarang ini bukan lagi lahan pertanian melainkan sudah menjadi lahan beton.

“Tahun 2009 kebetulan saya ikut Badan Pertanahan Nasional (BPN) melakukan inventarisasi di Kartasura. Nah saya lihat di sana, lahan pertanian hampir-hampir tidak ada. Kemudian di Gonilan, Pabelan misalnya, lahannya sudah menjadi lahan beton semua,” ujar dia.

Dengan keadaan itu, Suwardi menambahkan, tidak hanya pemerintah daerah yang prihatin melainkan juga pemerintah provinsi. Oleh sebab itu, pemerintah provinsi selama ini selalu mengharapkan pemerintah daerah segera membuat peraturan daerah (Perda) mengenai lagan abadi atau lahan lestari.

Advertisement

aps

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif