SOLOPOS.COM - Kondisi parkir di depan Masjid Sheikh Zayed, Kamis (2/3/2023). Pada Minggu (4/6/2023) pengelola masjid Sheikh Zayed memberlakukan steril parkir di depan masjid karena membeludaknya wisatawan. (Solopos.com/Nova Malinda)

Solopos.com, SOLO—Pembangunan Masjid Syeikh Zayed di Gilingan, Banjarsari, Solo, menyisakan tanda tanya terkait Analisis Mengenai Dampak Lalu Lintas (Amdalalin)-nya.

Pada praktiknya keberadaan Masjid Syeikh Zayed Solo menyedot puluhan ribu pengunjung atau wisatawan religi dari berbagai daerah. Kondisi itu otomatis berdampak kepada kepadatan dan kemacetan arus lalu lintas di ruas-ruas jalan sekitar masjid.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Taufiq Muhammad, saat rapat kerja bersama Komisi III DPRD Solo, Jumat (14/7/2023), mengatakan sejak awal pembangunan Masjid Syeikh Zayed memang sudah diketahui permasalahan keterbatasan lahan parkir.

“Sejak Masjid Syeikh Zayed dibangun memang ada permasalahan teknis di situ, yaitu lahan parkirnya tidak mencukupi. Lahan parkir di kawasan masjid hanya bisa menampung 40 an mobil dan empat bus. Dan itu sekarang hanya buka yang selatan,” ujar dia.

Untuk mengatasi persoalan itu, Taufiq menjelaskan telah disiapkan kantong-kantong parkir bagi para wisatawan dari luar solo. Seperti di Terminal Tirtonadi, kawasan Pedaringan, Jebres; Beteng Vastenburg, dan pelataran parkir Pura Mangkunegaran.

“Kondisi itu sudah kami petakan sedari awal sebenarnya. Nuwun sewu, sekarang setiap pembangunan, dokumen-dokumen legalitasnya harus siap semuanya. Kalau sekarang setiap pembangunan harus ada Amdal dan Amdalalin,” kata dia.

Taufiq mengatakan dokumen Amdalalin pembangunan Masjid Syeikh Zayed bisa lolos karena untuk parkir kendaraan pengunjung tidak di kawasan masjid, melainkan di kantong-kantong parkir yang ditentukan. Ada empat kawasan parkir yang disiapkan.

“Dulu Amdalalin [Masjid Syeikh Zayed] bisa lolos karena dengan konsep disediakan [lahan parkir] di terminal dan Pedaringan. Memang skenarionya [parkir kendaraan] pengunjung di empat lokasi parkir itu. Ini penting biar kita pahami bersama,” urai dia.

Karena kantong parkir yang disediakan berada lumayan jauh bila dtempuh berjalan kaki, Taufiq melanjutkan, Pemkot Solo mesti menyiapkan armada bagi para pengunjung untuk ke Masjid Syeikh Zayed. Armada tersebut berupa shuttle bus yang memadai.

“Konsekuensinya Pemkot Solo dalam hal ini Dishub harus menyiapkan layanan shuttle bus. Permasalahannya dari Dishub dengan keterbatasan kami, macet yang luar biasa, perjalanan dari Terminal Tirtonadi ke Masjid sampai 45 menit,” ujar dia.

Bahkan, menurut dia, sempat ada momen ketika para wisatawan nekat berjalan kaki hingga menerobos rel kereta api. “Penumpange do ra sabar, akhirnya jalan kaki, mbrobos rel sepur kan. Itu dulu yang mobil Mas Wali Kota sempat ditinggal,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya