SOLOPOS.COM - Sejumlah penambang mengeruk pasir Kali Woro di sekitar Dam Sukorini, Kecamatan Manisrenggo, Kamis (6/3). Banjir lahar hujan yang membawa material vulkanis membuat warga dan penambang panen pasir. (JIBI/Solopos/Shoqib Angriawan)

Banjir lahar hujan yang menerpa wilayah Lereng Merapi ternyata tidak selamanya menyusahkan masyarakat. Sebagian masyarakat justru bersorak bergembira menyambut datangnya puluhan ribu kubik material pasir dan batu yang memenuhi Kali Woro.

Sebab, kini warga maupun penambang bisa dengan mudah menemukan pasir di kali yang menjadi jalur lahar dingin dari Gunung Merapi tersebut. Padahal, sebelumnya, warga harus bersusah payah turun ke kali hingga puluhan meter.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pantauan solopos.com di sekitar Dam Sukorini, Kecamatan Manisrenggo, ratusan warga dan penambang berlomba-lomba mengeruk pasir yang melimpah. Wajah-wajah sumringah jelas terlihat dari penambang tersebut.

Mereka bahkan tidak perlu menuruni Kali Woro yang cukup dalam. Pasalnya, ketinggian pasir dan batu yang terbawa aliran lahar hujan pada Rabu (5/3) sore kemarin sudah menyentuh bibir jembatan.

Dengan menggunakan peralatan seperti serok dan cangkul, mereka semangat mengeruk pasir yang ada di Kali Woro. Mereka tidak lagi memperhatikan sisa-sisa dari air yang mengalir di kali tersebut.

Bahkan, air juga masih meluap hingga ke badan jembatan. Kondisi tersebut membuat warga yang melintas harus berhati-hati saat menyeberang.
Sementara, puluhan truk berjejer untuk mengantre giliran mengisi pasir. Kondisi tersebut juga membuat puluhan warga penasaran untuk menonton.

Salah satu penambang, Jumino, 55, mengaku sudah mengisi truknya dengan pasir hingga dua kali. Banjir lahar hujan yang puncaknya terjadi pada Rabu kemarin memang membawa berkah untuk penambang pasir.

“Iya ini malah membawa berkah, istilahnya panen pasir,” jelasnya kepada Espos di lokasi, Kamis (6/3/2014). Dia mengaku sudah mengeruk pasir bersama rekan-rekannya sekitar pukul 03.00 WIB. Padahal, biasanya dia berangkat menambang pasir pukul 08.00 WIB.

Warga Beteng, Sukorini, tersebut mengaku kualitas pasir yang dibawa lahar hujan kemarin lebih bagus. Kendati demikian, harga pasir dan batu dari Kali Woro menurun akibat material yang melimpah.

“Biasanya, harganya Rp200.000 per truk, namun kini menurun menjadi Rp130.000 per truk. Tetapi tidak masalah harganya turun, karena pasirnya juga melimah,” katanya.

Kondisi serupa juga terlihat di sekitar Dam Kendalsari, Kecamatan Kemalang. Kali Woro di kawasan itu juga diserbu ratusan penambang pasir.

Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sri Winoto, dan Komandan Kodim 0723 Klaten, Letkol (Inf) Thomas Heru Rinawan, juga meninjau beberapa Dam di lereng Merapi. Sri Winoto mengimbau agar penambang yang berada di alur Kali Woro terus waspada. “Hujan masih diperkirakan turun hingga Maret, kami mengimbau penambang agar selalu meningkatkan kewaspadaannya,” paparnya di lokasi, Kamis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya