SOLOPOS.COM - Acara Caniva Grand launching menjadi perayaan berdirinya PT Caniva Kreasi Bersama digelar di Hetero Space Solo belum lama ini.(Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Caniva Grand launching menjadi perayaan berdirinya PT Caniva Kreasi Bersama, perusahaan produksi film di bawah naungan Impala Network yang berbasis di Solo, Jawa Tengah.

Dalam acara itu Caniva mempertemukan para profesional, pelaku industri film, serta mitra potensial yang berbagi visi dan semangat yang sama.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Bertempat di Hetero Space Solo belum lama ini, acara ini dimeriahkan dengan talkshow, pertunjukan tari, Picnic Cinema, dan karaoke party.

Kegiatan juga dimeriahkan pula dengan bazar aneka produk lokal mulai dari minuman berkhasiat, makanan ringan, local fashion hingga photobooth kekinian. Acara ini bertempat di Hetero Space Solo dengan konsep outdoor. Venue didesain sedemikian rupa sehingga terkesan cantik dan nyaman.

Terdapat pula instalasi yang menceritakan perjalanan Caniva yang dimulai dari kos hingga menjadi perusahaan. Dibuka dengan pertunjukan tari dari Sanggar Lokatari yang dilanjutkan dengan presentasi dan pengenalan Caniva oleh M. Ulil Absor selaku Chief Business and Partnership Officer.

Dalam presentasi dijabarkan produk Caniva meliputi Caniva Studio yang memproduksi short (music video, short movie, animasi), series (film series, docuseries, variety show), advertisement (TV Commercial, public service Ad, digital video) dan documentary (profile video dan aftermovie). Selain itu Caniva juga memiliki project yang dinamakan Caniva Project Lab (CPL) yakni proyek untuk pembelajaran membuat film. CPL dirancang untuk mengembangkan bakat dan ekosistem film yang kuat.

Caniva juga memiliki concern terhadap isu perempuan di industri film sehingga dibentuklah Caniva Ladies untuk memberdayakan sineas perempuan Indonesia yang mau bekerja di industri perfilman.

Terdapat pula Caniva Garage yang difungsikan sebagai kegiatan bertukar cerita tentang proses pembuatan film. Untuk mendistribusikan film yang telah diproduksi, Caniva juga memiliki Caniva on Screen yang merupakan pameran film untuk mengapresiasi sineas lokal yang potensial.

Setelah presentasi latar belakang Caniva, acara dilanjutkan dengan sesi chit-chat yang bertajuk “Solo menyambut Industri Film” yang dipandu oleh Wahyu Noegroho selaku Chief Executive Officer (CEO) Caniva bersama Ketua Bidang Turis dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata, Anies Dyah; Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Solo, Respati Ardi, dan selaku Direktur Impala Network, Khaleed Hadi Pranowo. Sesi chit-chat ini ditutup dengan penandatangan kerja sama Caniva dengan para stakeholder.

Menjelang malam, acara kembali dilanjutkan dengan sesi talkshow yang dipandu oleh Aldo Fredo selaku Chief Creative Officer (CCO) bersama dengan pembuat film profesional Fanny Chotimah; pengajar film di ISI Surakarta Dwi Putri S.SN., M.SN, serta independent filmmaker di Solo, Riza B. Utomo.

Dalam talkshow para narasumber membahas bagaimana cara ideal memulai sebuah ekosistem film di Solo. Salah satu peserta bertanya apakah membuat ekosistem film perlu adanya asosiasi dan bagaimana upaya untuk mewujudkan. Ketiga pembicara sepakat asosiasi sangat diperlukan untuk menjalin relasi namun yang lebih penting dari itu adalah mempertahankan komunitas yang ada agar asosiasi dapat terus berjalan.

Ekosistem film Solo dimulai dari mahasiswa yang kebanyakan berasal dari daerah lain, sehingga ketika lulus komunitas yang terbentuk pun ikut menghilang dari Kota Solo. Fanny Chotimah juga menyarankan kepada pendidik film untuk mewadahi mahasiswa agar komunitas yang terbentuk akan terus berkelanjutan.

Acara kemudian dilanjutkan dengan Picnic Cinema yang menayangkan Film Fiksi Rahara yang disutradarai oleh Andini Pradya Savitri.

Film ini merupakan home film yang diproduksi oleh Caniva Ladies dimana seluruh crew nya perempuan. Menceritakan tentang Ara, seorang gadis remaja tunarungu, merenungkan kehamilannya di ayunan taman bermain. Dilanjutkan
dengan film dokumenter “Solo Love Story” yang disutradarai oleh Fanny Chotimah.

Seperti judulnya, film ini produk lokal Solo yang berupaya mengeksplorasi hubungan ntara kota dan romansa masyarakatnya melalui kisah tiga pasangan dari generasi berbeda.

Picnic Cinema diakhiri dengan ditayangkannya Film Fiksi “Bootlegging My Way To Hell” yang disutradarai oleh Ry Woyzeck. Film ini menceritakan sebuah kisah yang tak terduga tentang Vega selaku tokoh utama yang terobsesi dengan seseorang bernama Bima Jantan yang meninggal beberapa tahun lalu.

Acara kali ini diharapkan dapat menjadi awal menjalin hubungan kerja sama yang erat dengan para pemangku kepentingan dalam upaya untuk terus mengembangkan dan memperluas dampak positif melalui industri film dan terciptanya ekosistem film di Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya