SOLOPOS.COM - Kondisi lalu lintas Jalan Ciu menuju simpang Telukan sekitar pukul 17.00 WIB terpantau cukup padat pada Jumat (28/10/2022).

Solopos.com, SUKOHARJO – Lalu lintas di jalur alternatif, tepatnya di Jalan Ciu, Sukoharjo, tersendat dalam sepekan terakhir. Kemacetan lalu lintas biasa terjadi pada pagi dan sore hari serta saat hujan mengguyur Kabupaten Jamu.

Kepadatan lalu lintas di Jalan Ciu itu terjadi akibat proyek pembangunan Jembatan Mojo di perbatasan Kecamatan Mojolaban Sukoharjo dan Kecamatan Pasar Kliwon Solo sejak 26 September 2022. Sementara jembatan sasak sebagai jalur alternatif tidak resmi sempat tak beroperasi lantaran hujan yang mengguyur Kabupaten Sukoharjo.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Akhir-akhir ini [Jalan Ciu] macet terus sekitar sepekan ini. Titik kemacetan berada di Bangjo [lampu lalu lintas] Jalan Ciu [simpang empat Telukan] terkadang sampai di Jembatan Pranan, terus di Jembatan Pranan dan Pasar Bugel. Pagi ini tadi ketika ada kendaraan besar bersama-sama belok di Pasar Bugel itu menyebabkan kemacetan di sebelah timur hingga sampai di Kawangwuni,” terang Kepala Desa Pranan, Sarjanto, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (28/10/2022).

Kemacetan itu juga berdampak di sebelah barat hingga mencapai Jembatan Pranan. Setiap kemacetan satu titik memanjang hingga satu kilometer lebih. Dia mengatakan selama satu pekan ini kemacetan parah itu terjadi terutama di tiga lokasi tersebut.

Setiap pagi ketika istrinya harus mengantarkan anaknya bersekolah selalu kebingungan mencari alternatif jalan karena pasti macet dari Simpang Empat Telukan hingga Jalan Pranan. “Kemacetan ketika pagi, sore dan saat hujan. Saya tidak tahu kenapa kalau hujan itu justru macet parah,” terang Sarjanto.

Baca Juga: Bongkar Pasang Jembatan Sasak karena Arus Sungai, Begini Kondisinya Sekarang

Sebelumnya Sarjanto sempat menyinggung di jalur alternatif di beberapa lokasi di Jalan Ciu itu menikung sekitar 90 derajat dan menyebabkan rawan kemacetan. Sarjanto mengatakan setidaknya ada empat lokasi rawan kemacetan tersebut.

Di antaranya berada di tikungan sesudah Jembatan Pranan, dari arah barat setelah rel dekat Pasar Bugel, timur eks Stasiun Kalisamin ke arah Ngombakan dan juga di simpang tiga Ngombakan.

Lebih lanjut menurut Sarjanto, sebelum penutupan jembatan, Jalan Ciu selalu sibuk di jam tertentu sekitar pukul 06.00 WIB-08.00 WIB dan juga di sore hari sekitar pukul 15.00 WIB-17.00 WIB. Sementara itu warga Klumprit, Mojolaban, Sukoharjo, Dian Pujiastuti, mengatakan kemacetan itu justru terjadi karena Jembatan Sasak yang menjadi jalur alternatif tutup selama hujan.

Baca Juga: Dilema Jembatan Sasak Sukoharjo-Solo: Tidak Direkomendasikan tapi Dibutuhkan

Ketika debit tinggi dan jembatan sempat ditutup, otomatis pengendara beralih melalui Jalan Ciu sehingga mengakibatkan kepadatan lalu lintas. Dia sempat terjebak arus kemacetan cukup lama saat melalui Jalan Ciu beberapa waktu lalu.

“Kenapa tidak sejak jauh-jauh hari pemerintah membangunkan jembatan yang lebih permanen sebelum penutupan [Jembatan Mojo]. Karena jalur alternatif ini jauh banget, terus kalau pakai yang jembatan sasak juga tergantung dengan alam. Sekarang sudah jauh ditambah macet juga,” terang Dian saat ditemui di sekitar Jalan Ciu.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sukoharjo, Toni Sri Buntoro, telah menerjunkan empat personel untuk mengurai kemacetan di Jalan Ciu. Sementara berdasarkan catatannya di jalur itu, kemacetan biasa terjadi sekitar pukul 07.00 WIB di pagi hari dan pukul 16.00 WIB di sore hari.

Baca Juga: Jembatan Jurug A Siap Diperbaiki, DPUPR Solo Tunggu Arahan Kementerian PUPR

Sementara berdasarkan pantauan di lapangan, pengendara dari arah utara ke selatan yang melaju di Jembatan Bacem Sukoharjo merayap sekitar pukul 17.00 WIB. Hal itu lantaran beberapa pengendara memilih memotong jalur ke arah timur hingga menyebabkan antrean pengguna jalan.

Sementara di simpang empat Telukan terpantau ramai lancar. Beberapa kendaraan yang melintas di Jalan Ciu juga terpantau ramai lancar meski di tiga lokasi yang disebutkan itu beberapa kendaraan melaju pelan. Di jalan menikung 90 derajat yang hanya selebar kurang lebih 3-4 meter tidak bisa dilalui truk besar secara bersamaan. Kendaraan seperti truk bermuatan besar yang lewat, harus saling menunggu jika berpapasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya