Soloraya
Senin, 18 Juli 2016 - 18:30 WIB

LALU LINTAS SOLO : Dishubkominfo: Sekolah Favorit Biang Kemacetan Kota Solo

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Lalu lintas Solo macet karena beberapa hal. Salah satu biangnya adalah aktivitas antar jemput di sekolah-sekolah favorit Solo.

Solopos.com, SOLO — Rutinitas antar jemput pelajar di sejumlah sekolah favorit dengan kendaraan pribadi berkontribusi menyumbang kemacetan di dalam Kota Solo. Bahkan, sekolah-sekolah itu diduga hanya membangun gedung tanpa memperhitungkan lalu lintas di sekitarnya.

Advertisement

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo mengarahkan sejumlah sekolah favorit di Solo untuk mulai menyediakan bus sekolah. Hal itu dianggap sebagai solusi alternatif sarana transportasi untuk mengurai kepadatan kendaraan saat berangkat dan pulang sekolah.

Kepala Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Solo, Sri Baskoro, menyatakan sejumlah sekolah favorit di Solo terindikasi tidak memperhitungkan aspek ketersediaan lahan parkir dan tempat menaik turunkan (drop off) murid.

“Sekolah selama ini fokusnya hanya mengelola uang gedung untuk membangun dan membangun tanpa memperhatikan aspek lalu lintas sekitar. Harusnya sudah mulai dipikirkan juga uang transportasi. Bila perlu sejak anak masuk sekolah, pihak sekolah membuat pakta integritas supaya murid bersedia ke sekolah dengan angkutan massal yang disediakan sekolah,” katanya, Senin (18/7/2016).

Advertisement

Baskoro mengemukakan salah satu langkah yang ditempuh sekolah dengan penyediaan bus sekolah. “Sekolah favorit seharusnya sudah mulai mendata siswa-siswi yang rumahnya di barat, timur, utara, dan selatan. Setelah itu mereka menyediakan bus khusus yang berkualitas baik untuk ditempatkan di dekat batas kota. Orangtua diharapkan hanya mengantar putra-putrinya sampai titik penjemputan,” sarannya.

Menurut Baskoro, sekolah-sekolah favorit itu memiliki kemampuan mengoperasikan bus sekolah secara mandiri. “Sekolah-sekolah tersebut saya kira memiliki kemampuan. Apalagi yang levelnya internasional. Kalau bikin gedung bertingkat saja mampu, beli minibus untuk transportasi siswa masak enggak bisa.”

Menurut Baskoro, tradisi mengantarkan dan menjemput siswa dengan kendaraan pribadi kontraproduktif dengan dengan program pemerintah menyadarkan warga menggunakan transportasi publik. “Lembaga pendidikan sudah saatnya membuat pemahaman kepada anak didiknya supaya mau menggunakan transportasi publik,” pesan dia.

Advertisement

Salah seorang pengguna jalan, Bachtiar, 58, mengeluhkan kepadatan lalu lintas di Jl. Wahidin dan Jl. Samanhudi pada hari pertama masuk sekolah pagi ini. Pengguna jalan lain, Kritistiawan, 28, juga mengeluhkan ruwetnya lalu lintas di Jl. Dr. Moewardi pada hari pertama masuk sekolah.

“Lalu lintas pagi ini mulai ruwet lagi setelah libur panjang. Apalagi hari ini ada arahan mengantar anak sekolah. Di Kota Barat berderet-deret sekolah favorit yang setiap hari jadi biang kemacetan lalu lintas,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif