Soloraya
Senin, 28 Maret 2016 - 21:40 WIB

LALU LINTAS SOLO : Jl Slamet Riyadi Purwosari-Gendengan Dijadikan Satu Arah

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Lalu lintas Solo sistem satu arah akan dilakukan di jalur Purwosari-Gendengan.

Solopos.com, SOLO — Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Solo akan memberlakukan sistem satu arah (SSA) di Jalan Slamet Riyadi, dari perempatan Purwosari hingga Gendengan. Rencana SSA di jalur tersebut diterapkan paling lambat Juni mendatang.

Advertisement

Kebijakan satu arah melanjutkan SSA yang diberlakukan di tiga ruas jalan sebelumnya, meliputi Jl. dr. Radjiman, Jl. Perintis Kemerdekaan dan Jl. Agus Salim. Kepala Dishubkominfo Yosca Herman Soedrajat mengatakan satu arah Jl. Slamet Riyadi dari Purwosari hingga Gendengan untuk mengurai kemacetan lalu lintas di Kota Solo.

“Purwosari-Gendengan akan kami berlakukan satu arah meneruskan penataan koridor Jl. Dr. Radjiman-Jl. Agus Salim,” kata Herman sapaan akrabnya ketika dijumpai wartawan seusai rapat staf Pemkot di Balai Kota, Senin (28/3/2016).

Advertisement

“Purwosari-Gendengan akan kami berlakukan satu arah meneruskan penataan koridor Jl. Dr. Radjiman-Jl. Agus Salim,” kata Herman sapaan akrabnya ketika dijumpai wartawan seusai rapat staf Pemkot di Balai Kota, Senin (28/3/2016).

Selama ini, Jl. Slamet Riyadi di jalur Purwosari hingga Gendengan diberlakukan dua arah. Namun ke depan akan diberlakukan satu arah sesuai jalur Gendengan hingga Gladak, yakni barat ke timur. Herman mengatakan Jl. Slamet Riyadi dari Purwosari hingga Gladak akan diberlakukan dua arah khusus bagi angkutan umum. Dishubkominfo akan menerapkan contra flow (melawan arus) bus Batik Solo Trans (BST) di Jl. Slamet Riyadi.

“SSA Gendengan hingga Purwosari diterapkan paling lambat Juni nanti. Selanjutnya, baru akan memberlakukan contra flow BST, mungkin setelah Lebaran,” katanya.

Advertisement

“Selama ini BST yang lewat hanya satu arah saja, tapi kalau nanti bolak balik artinya bisa menambah pelayanan transportasi bagi warga,” katanya.

Ditanya apakah Pemkot telah berkoordinasi dengan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) ihwal rencana contra flow BST di Jl. Slamet Riyadi, Herman mengaku sudah berkoordinasi. Herman menegaskan pemberlakukan contra flow BST tidak akan menghambat perjalanan kereta api di Jl. Slamet Riyadi. Herman berdalih jalur kereta api Jl. Slamet Riyadi bukan merupakan jalur padat dilalui kereta api. “Hanya ada dua kereta yang melintas di sana, yakni railbus dan jaladara. Jadi tidak ada masalah,” katanya.

Menurutnya, kebijakan manajemen lalu lintas di Solo ada ditangan Pemkot.
Diakuinya, perubahan manajemen lalu lintas sering kali menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Hal itu dinilai wajar sebagai reaksi atas sebuah kebijakan. Yang terpenting, menurutnya, bagaimana arus lalu lintas di Solo berjalan lancar. Sejauh ini, terjadi kepadatan lalu lintas hampir di seluruh ruas jalan di Kota Bengawan.

Advertisement

Hal ini dipicu jumlah kendaraan yang melintas dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Sehingga diperlukan rekayasa lalu lintas untuk mengurai kepadatan tersebut. Salah satu upayanya dengan memberlakukan sistem satu arah.

“Ke depan seluruh ruas jalan akan kami jadikan satu arah, seperti arus sungai. Nanti tinggal kami perkuat dengan moda transportasi umum,” katanya.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan akan mengajukan permohonan bantuan anggaran ke Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah untuk menambah armada angkutan umum. Rudy, biasa disapa menghitung kebutuhan anggaran untuk pengadaan angkutan umum sangat besar. Anggaran tersebut tidak dimungkinkan dikaver seluruhnya pada APBD Kota Solo.

Advertisement

“Anggaran APBD terbatas, jadi untuk pengadaan armada angkutan umum, seperti BST dan lainnya tetap mengandalkan bantuan Pusat atau Provinsi,” kata Rudy.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif