SOLOPOS.COM - Jalan kampung di Jajar, Solo, padat, Selasa (28/4/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Penataan jalur di Jl. Soeharso yang dibuat searah berdampak pada menurunya omzet sejumlah pelaku usaha.

Solopos.com, SOLO-Pemberlakuan jalur searah di Jl. Prof. dr. Soeharso, Jajar, membawa efek domino bagi pelaku usaha sekitar. Omzet pengusaha anjlok hingga 70% setelah kebijakan itu efektif dua pekan terakhir.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pantauan , Sabtu (9/5/2015), rata-rata usaha di sisi timur jalan lebih sepi dibanding sebelum pemberlakuan jalur satu arah. Pengguna jalan dari arah selatan (simpang Faroka) cenderung enggan menepi ke sisi timur karena jalur dikuasai angkutan berat. “Setelah jadi searah, bus semakin ugal-ugalan. Pengendara bermotor jadi takut berhenti di kanan jalan,” ujar Surya, seorang penjual pulsa di Jl. dr. Soeharso, saat ditemui solopos.com di kiosnya.

Surya mengatakan kebijakan satu jalur juga menghilangkan pelanggannya dari arah utara atau Fajar Indah. Dia menyebut tak banyak pelanggan yang mau repot-repot memutar demi membeli pulsa. Sepekan kebijakan diterapkan, dia menyebut omzetnya langsung turun hingga 70%. Hal itu juga dirasakan pedagang martabak yang berjualan di dekat kiosnya.

“Pengaruhnya instan, langsung sepi nyet. Pelanggan jelas memilih jualan yang lebih mudah aksesnya,” kata dia.

Surya mengaku omzetnya kini mulai pulih meski tidak kembali seperti semula. Saat ini ia hanya bisa mengandalkan warga kampung untuk menjual produknya. Disinggung rencana kanalisasi untuk memberi ruang sepeda motor dari arah utara, dia menilai langkah itu tidak logis. “Dinalar saja susah, mau dikasih ruang di mana? Wong sekarang saja bus banyak mlipir ke timur saat nyalip. Bukannya jadi solusi malah bikin macet dan nutup akses tempat usaha.”

Keluhan serupa disampaikan Kimhua, 58. Pedagang ayam goreng ini menyebut penghasilannya turun 50% setelah jalan dibuat searah. Banyak pelanggan dari arah Fajar Indah pergi karena sulit menjangkau usahanya. “Dulu setiap hari bisa dapat Rp100.000. Sekarang nyari Rp50.000 saja susah,” keluhnya.

Keluhan pedagang sisi timur jalan ternyata tak dirasakan pelaku usaha di sisi barat Jl. dr Soeharso. Seorang pedagang soto, Arif, 28, mengaku omzetnya tetap stabil meski jalur dibuat searah. Pantauan Espos, usaha di sisi barat memang masih mudah diakses karena jalur searah dibuat dari utara ke selatan (Faroka ke Fajar Indah). “Enggak pengaruh. Sampai sekarang masih lancar-lancar saja,” ujar dia.

Dari pengamatannya, penerapan jalan searah justru mengurai kemacetan pada saat pagi hari maupun pulang kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya