SOLOPOS.COM - Pengendara mobil dan sepeda motor melintas saat penerapan sistem satu arah (SSA) pada hari pertama di kawasan Purwosari, Solo, Selasa (13/9/2016). (Dok/JIBI/Solopos)

Lalu lintas Solo, Purwosari-Gendengan diberlakukan sistem satu arah (SSA).

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo memastikan tidak ada warga Solo yang menolak penerapan sistem satu arah (SSA) di Purwosari-Gendengan. Pemkot siap menerima masukan dari warga terkait kebijakan SSA di Jl. Slamet Riyadi.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Rudy sapaan akrabnya, mengatakan Pemkot Solo dalam menerapkan SSA dasarnya adalah Undang-Undang (UU) No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas. Pemkot Solo tidak membuat peraturan daerah (Perda) dalam menerapkan SSA di sejumlah jalur di Kota Solo.

“Warga jangan salah mengartikan soal kebijakan Pemkot menerapkan SSA. Kami hanya mematuhui amanat UU,” ujar Rudy saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (13/9/2016).

Rudy mengatakan sebelum pelaksanaan SSA sudah dilakukan studi kelayakan. Hasilnya tidak ada persoalan di lapangan. Selain itu, dalam pelaksanaan SSA sudah dilakukan sosialisasi kepada warga di tiga kelurahan yakni Purwosari, Penumping, dan Sondakan.

“Kami siap menerima masukan dari warga selama pelaksanaan SSA di Purwosari-Gendengan,” kata dia.

Menurut Rudy, warga akan merasakan dampak positif penerapan SSA di Jl. Slamet Riyadi. Purwosari yang selama ini menjadi titik kemacetan di dalam Kota Solo akan menjadi lancar.

“Kami akan melihat dulu penerapan SSA di Purwosari-Gendengan selama sebulan. Hasilnya seperti apa akan dijadikan acuan Pemkot Solo dalam melakukan evaluasi,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedradjad, mengatakan sampai saat ini kesadaran masyarakat Indoensia tertib berlalu lintas masih kurang. Hal itu menyebabkan angka kecelakaan masih tinggi. Dengan diterapkannya SSA diharapkan bisa menjadikan lalu lintas di Solo tidak macet.

”Kalau di Singapura sebanyak 90 persen warganya sudah tertib lalu lintas. Kalau di Indonesia ini masih di bawah 70 persen. Kami ingin warga masyarakat bisa cerdas dan ramah berlalu luntas,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya