SOLOPOS.COM - Agus Fatchur Rahman. (Solopos/Moh Khodiq Duhri)
Solopos.com, SRAGEN -- Sejak terjerat kasus dugaan korupsi APBD Sragen 2003-2011, nama Agus Fatchur Rahman seakan menghilang dari panggung politik.
Sempat mencalonkan diri sebagai Anggota DPR RI dalam Pemilu 2019, perolehan suara politikus senior dari Partai Golkar Sragen itu jeblok sehingga Agus Fatchur Rahman gagal melenggang sebagai wakil rakyat.
Lama tidak terdengar kabarnya, Bupati Sragen periode 2011-2016 itu ternyata punya sejumlah kegiatan untuk mengisi hari-harinya di usianya yang kini menginjak 58 tahun.
Dulu Rival, Agus Fatchur Rachman Siap Dukung Yuni di Pilkada Sragen
Dulu Rival, Agus Fatchur Rachman Siap Dukung Yuni di Pilkada Sragen
Saat ditemui Solopos.com di kediamannya di Kampung Kuwungsari, Sragen, Senin (3/8/2020), Agus Fatchur Rahman baru pulang dari sarapan di sebuah warung milik tetangganya.
Tampil dengan balutan kaus oblong, bercelana pendek dan bertopi putih, Agus Fatchur Rahman bercerita terkait kesibukannya sehari-hari.
Sebagai pecinta olahraga off road, Agus memang beberapa kali ikut IOX, ajang off road paling prestisius di Indonesia.
Pada 2017 lalu, Agus pernah menyelesaikan ekspedisi Kendari-Makassar dengan jarak 1.800 km. Jarak itu ia tempuh selama 16 hari 16 malam.
Dalam ajang itu, Agus Fatchur Rahman memperoleh penghargaan The Last Man Standing karena menjadi satu dari beberapa off roader dengan usia di atas 50 tahun.
Pegawai Bank di Sragen Positif Covid-19, Diduga Tertular dari Nasabah
Pada IOX 2019, Agus gagal menyelesaikan ekspedisi Medan-Bukittinggi. Dari rute sepanjang 1.400 km, Agus hanya bisa menempuh separuh perjalanan.
“Saat itu jelang Pemilu, saya juga sudah ditetapkan jadi tersangka. Baru separuh jalan, saya tak sanggup melanjutkan. Saya khawatir saja nanti malah dianggap sebagai buron,” seloroh Agus Fatchur Rahman.
Gowes memang menjadi olahraga yang digemari Agus akhir-akhir ini selain off road. Di usianya yang sudah 58 tahun, Agus baru saja gowes dengan mengambil rute Sragen-Kemuning dengan jarak 57 km pulang pergi, dua pekan lalu.
Sudah Pendadaran, 3.700 Siswa Siap Dikukuhkan Jadi Warga PSHT Sragen
Dengan rajin berolahraga, Agus masih berharap bisa mengikuti event IOX berikutnya. Sayang, event IOX yang sedianya digelar di Papua pada tahun ini urung digelar karena terjadi pandemi Covid-19.
“Bersama teman-teman di Jogja, saya juga sudah berencana menuju Sumba dengan naik motor. Rencana sudah matang, tapi akhirnya dibatalkan karena terjadi pandemi,” ujarnya.
Bagi Agus, kecintaan pada dunia off road bukan karena dia hobi balapan. Off road merupakan cara Agus Fatchur Rahman mengagumi semesta alam ciptaan Tuhan.
Dengan mengikuti ekspedisi, Agus Fatchur Rahman mendapat banyak pengetahuan, wawasan baru, memupuk pengalaman dan bertemu banyak orang.
“Sejak muda saya sudah hobi naik gunung. Waktu SMA, hampir tiap dua pekan sekali saya naik ke puncak Lawu. Sekarang kalau mau dipaksakan mungkin masih bisa. Karena tenaga sudah tidak sekuat waktu muda, sekarang saya naik gunungnya ya pakai motor. Tapi, naik gunung dengan motor itu juga tidak semudah yang dibayangkan. Sama-sama bikin capai,” paparnya.
Keluarga Zona Merah Kemiskinan di Sragen Dapat BSPS Rp17,5 Juta
Kali terakhir Agus naik Gunung Lawu dengan sepeda motornya pada September 2018 lalu. Dengan mengambil start dari Telaga Madirda, Agus membutuhkan waktu selama tujuh jam untuk sampai ke puncak Gunung Lawu dengan sepeda motor trailnya.
“Hidup itu seperti ekspedisi naik motor. Kadang ada di atas kadang ada di bawah. Itu hal biasa. Sama halnya saat terjun di dunia politik. Kadang di atas, kadang di bawah,” papar Agus yang berniat menaklukkan ketinggian Gunung Sumbing dengan sepeda motor dalam waktu dekat.