SOLOPOS.COM - Anggota Rajuters Solo membagikan gantungan kunci rajut kepada masyarakat yang ada di Car Free Day (CFD) Jl. Slamet Riyadi, Solo, Minggu (15/1/2023). Ada 1000 lebih gantungan kunci rajut yang dibagikan kepada warga. Kegiatan itu dilakukan dalam rangka memperingati hari ulang tahun komunitas Rajuters Solo yang ke-10. (Solopos.com/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO–Komunitas Rajuter Solo membagikan 1.000 item gantungan kunci (ganci) rajut di Car Free Day Solo, Minggu (15/1/2023).

Mereka mulai membagikan ganci rajut pada 06.00 WIB di perempatan Pasar Pon. Hanya dalam waktu satu jam, 1.000 ganci rajut ludes direbutkan oleh sejumlah pengunjung CFD.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Motif ganci yang dibagikan bentuk modelnya semacam bunga matahari. Ada banyak variasi warna dari ganci tersebut yang dipadukan.

Ketua perajut, Pujiyanti, menjelaskan anggota komunitas memproduksi 1.000 ganci rajut tersebut selama satu bulan. Masing-masing anggota ditarget satu bulan mengumpulkan 25 item ganci rajut.

Pujianti mengatakan rajutan ganci dibuat model yang senada agar memudahkan para anggota. Hal ini karena komunitas perajut Solo anggotanya se-Soloraya.

“Se-karesidenan, jadi ada yang Boyolali, Sukoharjo, Sragen, terus Karanganyar,” jelas dia.

Dalam komunitas, masing-masing anggota saling sharing dan belajar mengenai teknik merajut dan modifikasi rajutan. Pembina komunitas Rajut, Siwi Yuliani mengatakan kegiatan bagi-bagi 1.000 ganci rajut tersebut menjadi agenda puncak dalam rangka memperingati satu dekade komunitas rajuter di Solo.

“Mulai Desember kami ada acara, yang terakhir ini pembagian gantungan kunci, di dalamnya [ganci] bisa di kasih uang, tempat koin,” terang dia.

Melalui kegiatan tersebut, Siwi ingin membangkitkan ketertarikan masyarakat pada kegiatan merajut dan eksistensi komunitas Rajuter Solo. Menurut Siwi, kegiatan merajut menjadi kegiatan yang bisa meningkatkan daya ingat, melatih fokus dan syaraf motorik.

Selain itu, merajut bisa menjadi sarana pengalihan anak muda dari aktivitas bermain gadget.

“Kami merajut juga mengikuti tren, tidak sekedar merajut taplak meja, jadi kami ingin menghilangkan pola pikir anak muda yang menganggap merajut adalah kegiatan yang membosankan,” ucap dia.

Terdapat produk rajut dari komunitas perajut yang meliputi sepatu, rompi, topi, payung, pembungkus vas, dan lain sebagainya. Selain merajut untuk kepentingan ekonomi, mereka juga melakukan itu untuk aksi kemanusiaan, dan sekedar mengisi waktu luang.

Selama satu dekade berdiri, Komunitas Rajuter Solo rupanya berawal grup komunitas di Facebook yang kemudian melakukan kopdar hingga terjalin erat sampai saat ini.

Agar terjadi regenerasi dalam komunitas, Rajuter Solo membuka stan di Solo Art Market untuk mentransferkan ilmu mereka kepada generasi muda.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya