SOLOPOS.COM - Kondisi lantai III Pasar Kota Wonogiri yang kosong belum termanfaatkan, Minggu (13/8/2023). Tempat tersebut akan disulap menjadi pusat kegiatan ekonomi kreatif anak muda Wonogiri. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Sejumlah pelaku usaha muda di Wonogiri memberikan tanggapan mereka terkait rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mengembangkan lantai III Pasar Kota Wonogiri menjadi pusat ekonomi kreatif ala Hallway Space di Bandung.

Mereka berharap Pemkab memikirkan masak-masak ihwal rencana tersebut. Sejumlah pelaku usaha menilai alih-alih langsung mengkloning pusat ekonomi kreatif itu, yang lebih perlu untuk dilakukan terlebih dahulu adalah penciptaan ekosistem ekonomi kreatif di Wonogiri. 

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Pelaku usaha ekonomi kreatif Wonogiri, Yosep Bagus Adi Santoso, mengatakan pemanfaatan lantai III Pasar Wonogiri sebagai pusat kegiatan ekonomi kreatif perlu roadmap yang jelas. Pemkab Wonogiri sebagai inisiator sekaligus fasilitator diharapkan memiliki rencana jangka panjang terkait hal tersebut.

Jangan sampai rencana itu jadi sekadar program tahunan jangka pendek. Bagus menilai rencana itu baik. Tetapi Pemkab harus tahu dan sadar bahwa ekosistem ekonomi kreatif di Wonogiri belum terbentuk dengan baik. Dia menyampaikan keterhubungan sistem pendukung ekonomi kreatif belum mapan.

Rantai ekonomi kreatif mulai dari kreasi, produksi, distribusi, hingga konsumsi belum tertata secara baik. Menurut Bagus, Pemkab diharapkan tidak hanya asal menduplikasi konsep Hallway Space di Bandung untuk diterapkan di lantai III Pasar Wonogiri. 

Kondisi sosial budaya Bandung sangat berbeda dengan Wonogiri. Bandung memiliki sejarah, modal sosial, dan tradisi yang sudah mendukung terbentuknya ekosistem ekonomi kreatif.

“Harus ada perencanaan yang jelas. Harus berpikir panjang, visinya jelas. Mulai dari mana, goal-nya apa. Itu tidak bisa dilakukan dengan cara sprint atau maraton. Benahi dulu hulunya bagaimana,” kata Bagus saat ditemui Solopos.com di rumahnya di Kelurahan Wonokarto, Wonogiri, Kamis (24/8/2023).

Kolaborasi Antar-Stakeholder

Hulu yang dimaksud Bagus salah satunya adalah penyiapan sumber daya manusia (SDM). “Ini penting. Kalau tidak seperti itu, saya ragu itu akan berjalan panjang,” ujarnya.

Menurut dia, yang tidak kalah penting yaitu Pemkab Wonogiri harus berkomitmen bahwa rencana itu akan dijalankan bersama. Dengan rencana sebesar itu, tidak mungkin hal tersebut berjalan tanpa kolaborasi antar-stakeholder. Masing-masing stakeholder harus mau melepaskan ego sektoral mereka.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Wonogiri, Sunan, juga menyambut baik rencana tersebut. Tetapi dia menanti-wanti semua pihak, terutama Pemkab Wonogiri, bahwa kondisi Pasar Kota Wonogiri saat ini sama sekali berbeda dibandingkan beberapa tahun silam.

Saat ini pengunjung Pasar Wonogiri tidak seramai dulu. Mereka yang datang ke pasar kebanyakan untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok nonpabrikasi seperti sayur, daging, dan barang nonpabrikasi lainnya. 

Dia melanjutkan jika memang Pemkab Wonogiri berencana mengkloning Hallway Space Bandung untuk diterapkan di Pasar Wonogiri, perlu ada upaya agar pasar menjadi menarik lagi dikunjungi.

Hal itu tidak bisa digarap secara parsial, tetapi harus bersama-sama. Hal itu menjadi penting karena selama ini pasar distereotipkan, terutama anak muda, sebagai tempat yang kotor dan tidak modern.

Sunan sependapat dengan Bagus ihwal belum ada kesiapan sumber daya pelaku ekonomi kreatif di Wonogiri yang kelak menjadi roda penggerak rencana itu.

“Mohon maaf, jujur saja, sebenarnya ekosistem ekonomi kreatif di Wonogiri memang belum siap. Makanya perlu dibangun dulu ini ekosistemnya. Ini tidak bisa hanya pemerintah, tetapi kita semua. Harus bareng-bareng bangun ekosistemnya,” jelas Sunan.

Masih Sebatas Rencana

Dia berpendapat sebelum ruang kegiatan ekonomi kreatif itu dibangun di lantai III Pasar Wonogiri, perlu ada uji coba di tempat lain yang lebih kecil tetapi strategis. “Misalnya di halaman parkir depan pasar ketika malam hari. Setidaknya orang biar tahu dulu. Setelah ramai, baru boleh pindah ke atas,” katanya.

Sebelumya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Wonogiri, Heru Utomo, mengatakan lantai III Pasar Wonogiri yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal akan diubah menjadi pusat ekonomi kreatif.

Atas kondisi itu, Heru menyebut Pemkab Wonogiri bakal memanfaatkan lokasi itu untuk pusat kegiatan ekonomi kreatif. Menurut dia, dengan ruang yang cukup luas, lantai III Pasar Wonogiri itu layak untuk menjadi sentra kegiatan ekonomi dengan segmen anak muda.

Beberapa waktu lalu Bappeda Litbang sudah melakukan studi banding ke Hallway Space di Pasar Kosambi, Bandung. “Kemarin kami sudah ke Pasar Kosambi, Hallway Space untuk melihat, mencari referensi. Pasar lantai III itu rencananya dibuat seperti itu,” kata Heru saat diwawancarai Solopos.com, baru-baru ini.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Wonogiri, Wahyu Widayati, menyampaikan pemanfaatan lantai III untuk pusat ekonomi kreatif masih tahap rencana. Dia juga belum bisa memastikan kapan hal tersebut bisa mulai digarap.

“Jadi nanti bisa menjadi pusat nongkrong anak-anak milenial dan anak-anak muda saat ini. Di Wonogiri kan belum ada itu. Tetapi ini masih tahap wacana. Kami belum bisa ngomong banyak,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya