SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Desa Jemowo, yang merupakan satu-satunya pasar Di Kecamatan Tamansari, Boyolali, Senin (25/7/2022). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI – Pasar Desa Jemowo sebagai satu-satunya pasar di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, belum dikelola secara maksimal.

Kepala Dusun I Jemowo, Ngatimo menjelaskan pihak pengelola pasar memiliki sejumlah kendala yang berkaitan dengan penataan di Pasar Desa Jemowo.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Pasar Desa Jemowo masih belum tertata dengan baik. Penjual di pasar masih ada yang tidak memiliki kios, mereka berjualan disepanjang jalan dan areal depan pasar,” kata Kepala Dusun I Jemowo, Ngatimo saat ditemui di Kantor Desa Jemowo, Senin (25/7/2022).

Ngatimo mengatakan saat ini pasar baru dibangun dua los dengan 18 bangunan kios. Kendati demikian masih ada puluhan lapak yang terbuat dari bambu di pasar tersebut.

Pasar dengan luasan sekitar 5.000 meter itu belum memiliki area parkir. Pasar Desa Jemowo juga belum memiliki kamar mandi yang layak. Hal ini disebabkan karena ketersediaan air di kamar mandi pasar yang sangat terbatas.

Baca juga: Pasar Desa Jemowo 50 Tahun Berdiri, Satu-satunya di Kecamatan Tamansari

Pedagang bahkan ada yang memilih menahan buang air kecilnya daripada harus pergi ke kamar mandi pasar. Pasar yang hanya buka setiap hari pasaran tertentu itu dikelola langsung oleh pihak Desa.

Menurut Ngatimo, untuk mendukung biaya operasional pasar, pemilik kios diwajibkan membayar sewa kepada pengelola pasar sebesar Rp150.000 setiap bulannya.

Sedangkan, pedagang yang berjualan dengan lapak bambu wajib membayar Rp1.000 kepada pihak pengelola pasar. Uang retribusi digunakan untuk upah kepada warga Dusun I Jemowo yang membersihkan pasar.

Menurut Kasi Kemasyarakatan Desa Jemowo, Warjowo, Pasar Desa Jemowo yang sudah beroperasi sejak jaman belanda itu, dulunya sangat ramai.

“Dulu banyak masyarakat yang menjual-belikan hasil tani di Pasar Desa Jemowo. Dulu waktu saya kecil ada yang jualan kambing, ayam, pisang, termasuk cengkeh, tapi sekarang sudah tidak seramai dulu” ucap Warjowo saat ditemui di Kantor Desa, Senin (25/7/2022).

Baca juga: Turunkan Angka Stunting, Taman Sari Boyolali Gelar Festival Ceting

Warjowo menduga, pasar menjadi semakin sepi karena kondisi fisik pasar yang kurang memadai. Kepala Dusun I Jemowo, Ngatimo menerangkan, pihak desa sudah mengusulkan revitalisasi Pasar Desa Jemowo sejak lima tahun terakhir, namun masih belum direspons oleh pihak pemerintah kabupaten.

Pihak desa mengusulkan dana revitalisasi Pasar Desa Jemowo sebesar Rp1 miliar.

“Dana tersebut untuk memperbaiki dan melengkapi sarana prasarana yang kurang memadai di Pasar Desa Jemowo, baik pengadaan kamar mandi yang layak, pembangunan los pasar dan musala, serta penyediaan tempat parkir bagi pengunjung pasar,” kata Ngatimo.

Akses jalan menuju Pasar Desa Jemowo juga perlu diperbaiki karena sudah rusak parah. Ngatimo menyebut setidaknya dua km akses jalan dari Desa Karanganyar menuju Pasar Desa Jemowo rusak dan perlu diperbaiki.

Hal tersebut diduga menjadi salah satu penyebab masyarakat enggan berkunjung ke Pasar Desa Jemowo. “Harapan kami, fasilitas jalan dekat pasar mohon diperbaiki dan dibangunkan kurang lebih dua km, di Jalan Pengubung Desa Karanganyar – Desa Jemowo,” kata Ngatimo.

Baca juga: Kecamatan di Boyolali Ini Belum Punya KUA, Kalau Mau Nikah Bagaimana?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya