Soloraya
Senin, 26 Juli 2021 - 18:30 WIB

Laris Manis, Jamu Gendong AntiCovid-19 di Klaten Cuma Rp3.000

Ponco Suseno  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sunarwiningsih, 50, saat menunjukkan produk jenis jamunya di Birit Kidul RT 005/RW 002, Desa Birit, Kecamatan Wedi, Senin (26/7/2021). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Jamu gendong buatan warga Birit Kidul, Desa Birit, Kecamatan Wedi, Klaten, disebut antiCovid-19 lantaran diklaim bisa membuat pasien virus Corona sembuh. Jamu gendong itu pun kini laris manis terlebih harganya yang murah.

Kepala Desa (Kades) Birit, Kecamatan Wedi, Sukadi Danang Witono, mengatakan sudah 20 orang yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah meminum jamu tersebut secara rutin. Saat ini, di wilayahnya, tinggal satu warga yang menjalani isolasi mandiri.

Advertisement

Selain cocok untuk pasien terkonfimasi Corona, jamu gendong antiCovid-19 ini juga cocok untuk orang yang sehat. Pasalnya, jamu ini diklaim bisa meningkatkan imun.

Baca Juga: Nekat Balap Liar di Mojosongo Solo, 16 Pemuda Diciduk Polisi

“Nyatanya, sejumlah pasien positif Covid-19 yang mengonsumsi jamu secara rutin dapat sembuh. Jamu ini juga diminum orang yang sehat karena dapat menambah imunitas tubuh,” kata Sukadi kepada wartawan, Senin (26/7/2021).

Advertisement

Desa Birit memang dikenal sebagai sentra produksi jamu gendong, terutama di Dukuh Birit Kidul RT 005/RW 002. Di dukuh tersebut masih ditemukan 15-20 bakul jamu gendong.

Salah seorang penjual jamu gendong di Birit Kidul, Sunarwiningsih, 50, mengatakan harga jamu tersebut relatif terjangkau yakni Rp3.000 per gelas. Sementara jamu dalam kemasan botol berisi 600 ml dijual Rp8.000 per botol.

Dia mengaku mengalami peningkatan penjualan selamapandemi Covid-19. Pasalnya, jamu gendong buatannya kerap disebut antiCovid-19 dan laris manis dicari pelanggan. Saat ini, omzetnya mencapai Rp450.000 per hari.

Advertisement

“Sebelum pandemi biasanya Rp300.000 per hari. Jamu gendong ini istilah zaman dahulu. Di zaman dahulu menjualnya dengan cara digendong. Itu di zaman ibu saya [mendiang Marto Kani]. Kalau sekarang menjualnya menggunakan sepeda motor. Cakupannya bisa dua kecamatan. Biasanya ke Wedi dan Gantiwarno,” katanya.

Baca Juga: DPD PAN Sleman Gelar Vaksinasi Massal, Antusiasme Masyarakat Tinggi

Selain melayani pelanggan rumahan, Sunarwiningsih, mengaku juga membuka pojok jamu di Puskesmas Wedi. Program tersebut sekaligus bagian mempromosikan jamu ke pengunjung di puskesmas.

“Yang di Puskesmas itu namanya Dimas Denjaga. Itu kepanjangan dari Wedi Maju Sehat dengan Jamu Keluarga,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif