Soloraya
Jumat, 19 Mei 2023 - 11:18 WIB

Laris Manis Lansia Kakak Beradik Jual Es di Setabelan, Dulunya Asisten Apoteker

Dhima Wahyu Sejati  /  Mutiara Adinia Soelaiman  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana di warung es Setabelan, Banjarsari, Solo, yang dikelola dua kakak beradik lansia selama puluhan tahun. Foto diambil Senin (2/1/2023). (Solopos/Dhima Wahyu Sejati).

Solopos.com, SOLO — Cafe Es Setabelan yang terletak di Jalan Abdul Muis No.90, Setabelan, Jebres, Solo viral beberapa waktu lalu. Sebelum viral, warung teh serut ini memang sudah terkenal sejak lama.

Berdiri sejak 1950, warung es ini memiliki banyak pelanggan setia.

Advertisement

Warung ini dikelola oleh keluarga yang sama selama puluhan tahun. Mereka adalah Harianti, 80, dan Widiastuti, 70. Harianrti dan Widiastuti merupakan dua saudara kandung, bukan sahabat seperti yang dituliskan Solopos.com, sebelumnya.

Berbagai kegiatan mulai dari memasak, menyapu, dan belanja kebutuhan warung Es Setabelan Solo mereka penuhi sendiri. Harianti yang biasa disapa Cik Wat mengaku sejak muda sudah berjualan es menggantikan ibunya yang meninggal dunia.

Advertisement

Berbagai kegiatan mulai dari memasak, menyapu, dan belanja kebutuhan warung Es Setabelan Solo mereka penuhi sendiri. Harianti yang biasa disapa Cik Wat mengaku sejak muda sudah berjualan es menggantikan ibunya yang meninggal dunia.

Widiastuti dulunya bekerja di RS Brayat Minulya sebagai asisten apoteker. Setelah pensiun ia membantu kakaknya berjualan es. Kakak beradik itu tidak begitu ingat ketika ditanya tahun berapa mereka mulai berjualan di warung Es Setabelan.

“Sudah jualan es sejak 50 tahun lebih, pokoke pas PKI [1965] dereng enten, palu arit dereng enten,” kata Harianti ketika ditemui Solopos.com, Senin (2/1/2022).

Advertisement

Hampir setiap hari warung ini ramai oleh pembeli yang mayoritas anak-anak muda atau pekerja.

Apalagi sejak Menteri BUMN Erick Thohir mampir ke warung itu di sela-sela kesibukan persiapan pernikahan putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, pada Desember lalu.

Kekhasan warung Es Setabelan Solo menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan es racikan dua perempuan lansia itu membuat Menteri BUMN Erick Thohir menyukainya.

Advertisement

Kala itu, Erick Thohir datang bersama istrinya, Elizabeth Tjandra, dan rombongan. “Datang satu rombongan, termasuk sama istrinya. Mobilnya ada dua atau tiga gitu,” katanya.

Rombongan yang berjumlah kurang lebih 20 orang itu terpaksa duduk di emperan warung lantaran tidak muat jika ditampung di bagian dalam. Harianti bersama adiknya membuatkan es rasa cokelat lengkap dengan roti dengan harga kisaran Rp12.000 per porsi.

Nostalgia

Solopos.com mengunjungi kafe ini pada, Jumat (12/5/2023) siang. Lokasi jualannya cenderung sempit.

Advertisement

Begitu masuk ke warung, terlihat dua nenek yang sangat bersemangat dalam menanti dan melayani setiap pembeli yang datang. Keduanya yakni penjual di kafe tersebut Widiastuti, 70, dan Hariyanti, 80.

Balok balok es yang di serut secara manual membuat suasana di toko ini menjadi unik. Suara parutan es mengingatkan pada zaman dahulu. Usia memang tak bisa dibohongi.

Baik Widiastuti maupun Hariyanti harus pelan-pelan melayani pelanggan. Keduanya bahkan beberapa kali mengulang menanyakan pesanan pengunjung.

“Tadi pesananya apa mba? maaf sudah tua jadi cepet lupa,” kata nenek dengan tertawa.

Cafe Es Setabelan ini merupakan warisan dari ibu Widiastuti dan Hariyanti. “Wah jualan es sudah lama, tokonya dari mamah saya sudah ada dari saya belum bisa apa- apa,” jelas Widiastuti.

Butuh waktu beberapa menit untuk menunggu es disajikan. Es yang memiliki paling banyak penggemar yakni es coklat dan es kelapa. Disajikan bersama es serut, cendol, cincau ditambah coklat jadul.

Sendokan pertama membuat ingat rasa coklat jaman dahulu. Cafe Es Setabelan menjual berbagai macam es di antaranya es buah, es coklat, es
kolak, es mega mendung, es kacang hijau, es gula kelapa, dan es kolak degan. Ada pula menu makanan lain yang disajikan yakni gado -gado, rujak, dan lotis.

Jaka, 28, merupakan salah satu pembeli es di Cafe Setabelan. Jaka mengatakan es di kafe tersebut membuatnya nostalgia. “Saya suka es batunya di serut manual seakan akan esnya jadi tambah enak gitu,” terang Jaka.

Selesai menghabiskan satu porsi es, Joko kemudian membungkus beberapa es untuk keluarganya di rumah. Salah satu makanan yang menjadi
kesukaanya yakni gado-gado.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif