Soloraya
Senin, 31 Juli 2023 - 16:30 WIB

Laris Manis! Penjual Bendera Agustusan di Wonogiri Raup Jutaan Rupiah per Hari

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembeli mendatangi penjual bendera dan umbul-umbul di kawasan kota Wonogiri, Senin (31/7/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Para penjual bendera Agustusan di Wonogiri meraup omzet yang tak bisa dibilang receh menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Omzet para pedagang yang didominasi dari Jawa Barat itu mencapai jutaan rupiah per hari. Pantauan Solopos.com di beberapa ruas jalan Kabupaten Wonogiri, ada sejumlah pedagang bendera dan umbul-umbul warna merah putih maupun warna-warni.

Advertisement

Mereka memajang bendera dan umbul-umbul itu dengan diikatkan ke tiang atau pohon. Salah satu penjual bendera dan umbul-umbul, Iki Supriyatna, mengaku dalam sehari bisa menjual sekitar 100 pieces bendera atau umbul-umbul.

Pria asal Bandung, Jawa Barat, itu menjajakan bendera dan umbul-umbul di ruas jalan Nguter-Selogiri, Desa Nambangan, Selogiri Wonogiri sejak pertengahan Juli 2023.  Dengan menjual bendera/umbul-umbul sebanyak itu di Wonogiri, penjual tersebut bisa membawa pulang omzet sekitar Rp1 juta/hari.

Advertisement

Pria asal Bandung, Jawa Barat, itu menjajakan bendera dan umbul-umbul di ruas jalan Nguter-Selogiri, Desa Nambangan, Selogiri Wonogiri sejak pertengahan Juli 2023.  Dengan menjual bendera/umbul-umbul sebanyak itu di Wonogiri, penjual tersebut bisa membawa pulang omzet sekitar Rp1 juta/hari.

Setiap musim Agustusan, Iki mengaku bisa menjual bendera/umbul-umbul sebanyak 6.000–10.000 pieces selama satu bulan. Iki tidak hanya menjual bendera secara offline di pinggir jalan secara , melainkan juga online di beberapa loka pasar.

“Kalau lewat online, penjualannya malah lebih banyak. Tetapi harganya lebih murah. Penjualan secara online dalam sehari biasanya sampai 1.000 pieces bendera per hari,” kata

Advertisement

Sedangkan paling mahal umbul-umbul bergelombang yang memiliki cap burung garuda. Total ada delapan bendera/umbul-umbul yang dijual.

Penjual bendera di Wonogiri itu mengaku hanya sekali dalam setahun berjualan bendera tepatnya selama sebulan sebelum peringatan HUT RI. Pada hari biasa, ia berjualan tas ke pasar-pasar di Jakarta.

Sedangkan di Wonogiri, ia sudah 11 tahun berjualan bendera tiap Agustusan. Menurutnya untung dari usaha itu bisa berkali-kali lipat daripada menjual tas. “Saya pernah mendapatkan untung bersih senilai Rp200 juta/bulan dari menjual bendera saja. Kalau saja ada event Agustusan setiap tahun, saya pasti sudah kaya raya,” ujar dia.

Advertisement

Iki mengaku memproduksi sendiri semua bendera/umbul-umbul yang dijual. Menurutnya keuntungan dari menjual bendera itu bisa berkali-kali lipat dari modal produksi. Dia mencontohkan satu bendera merah putih ukuran sedang biaya produksinya sekitar Rp5.000/piece.

Penjualan Tahun Ini Lebih Sepi

Kemudian ia menjual seharga Rp15.000/piece. Bendera merah putih panjang, yang ia jual dengan harga Rp45.000/piece, bisa memberinya keuntungan Rp35.000/piece.

Modal yang dikeluarkan penjual bendera di Wonogiri itu untuk memproduksi bendera/umbul-umbul dalam satu periode senilai Rp50 juta. Produksi itu dia lakukan di Bandung. Pelanggannya tidak hanya perorangan, tetapi juga lembaga atau institusi.

Advertisement

Lembaga atau institusi itu yang mendongkrak penjualan karena sekali beli bisa membeli puluhan bendera atau umbul-umbul.

“Tetapi tahun ini penjualannya tidak seramai dulu waktu pandemi Covid-19. Tahun lalu, sehari saya bisa untung Rp4 juta. Kondisi ini merata dari Sabang sampai Merauke. Teman-teman saya dari Jawa Barat yang jualan di kota-kota lain juga bilang begitu, sepi,” ucap Iki.

Menurut dia, biasanya sebelum akhir Juli, persediaan bendera yang dijual sudah hampir habis terjual. Kini hal itu berbeda, masih banyak bendera yang belum terjual. Iki pun mengaku tidak begitu keras mempertahankan harga ketika ada pembeli menawar dengan harga di bawah standarnya.

Berbeda dengan Iki, penjual bendera musiman lain di kawasan kota Wonogiri, Yati, mengaku menjadi tangan kedua dari penjualan bendera itu. Wanita asal Garut, Jawa Barat, itu tidak memproduksi sendiri bendera-bendera itu, melainkan hanya menjadi reseller.

Dengan sistem itu, ia hanya ambil keuntungan sekitar Rp5.000 sampai Rp30.000/piece. “Setiap musim Agustusan, pasti saya ke Wonogiri dari Garut. Sudah enam tahun saya begini,” kata Yati.

Dalam sehari sejak mulai berjualan pada 15 Juli 2023 lalu, ia mengaku hanya  bisa mendapatkan untung sekitar Rp150.000 per hari. “Tahun lalu malah ramai, sehari bisa dapat Rp500.000/hari,” imbuhnya.

Pantauan Solopos.com di beberapa desa/kelurahan dan ruas jalan pada Senin (31/7/2023) sudah banyak terpasang bendera dan umbul-umbul.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif