Soloraya
Minggu, 22 November 2020 - 14:00 WIB

Laskar Santri Sukowati Gelar Aksi Dukung Ulama & Tolak Radikalisme

Tri Rahayu  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Rijalul Ansor NU Sragen Syafii Murodi bersama para anggota Jaringan laskar Santri Sukowati menyampaikan pernyataan sikap atas fenomena nasional di depan Masjid Kauman, Sragen, Minggu (22/11/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN – Sebanyak 50 orang santri dari sejumlah komunitas yang tergabung dalam Jaringan Laskar Santri Sukowati bersama Rijalul Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Sragen menggelar doa bersama di Masjid Kauman, Sragen, Minggu (22/11/2020).

Mereka juga menyatakan sikap menolak segala bentuk kegiatan dan upaya merongrong Pemerintah Indonesia. Mereka siap menjadi benteng untuk mengadang kelompok radikalisme, garis keras, dan intoleransi yang menimbulkan ketidakstabilan nasional.

Advertisement

Cerita Warga Mimpi Ketemu Mbah Petruk dan Wangsit Soal Erupsi Merapi

Puluhan orang itu mengaku berasal dari sejumlah laskar santri di Sragen, di antaranya Laskar Santri Sentono, Laskar Nyi Ageng Serang, Laskar Sapu Jagat, Laskar Jaka Tingkir, Laskar santri desa, Laskar Macan Timur, dan lainnya.

Advertisement

Puluhan orang itu mengaku berasal dari sejumlah laskar santri di Sragen, di antaranya Laskar Santri Sentono, Laskar Nyi Ageng Serang, Laskar Sapu Jagat, Laskar Jaka Tingkir, Laskar santri desa, Laskar Macan Timur, dan lainnya.

Ketua Pengurus Cabang Rijalul Ansor Sragen, Syafii Murodi,  membacakan naskah deklarasi yang ditirukan seluruh anggota laskar santri. Syafii menyampaikan sikap sebagai respons terhadap perkembangan situasi kebangsaan sekarang di saat pandemi, tensi politik memanas menjelang pilkada serentak, dan perekonomian yang belum pulih.

Demi menjaga marwah ulama dan memperkokoh persatuan dan kesatuan, Syafii membacakan lima sikap Jaringan Laskar Santri Sukowati.

Advertisement

Pertama, mereka siap menjadi benteng dan menjaga marwah, kehormatan kiai, ulama, dan habaib dalam menyiarkan Islam Rahmatan lil Alamin. Kedua, mereka mengimbau kepada penceramah atau mubalik agar mengedepankan dakwah dengan hikmah, merangkul bukan memukul, saling menghargai dan menghormati tanpa membedakan suku, ras, agama, dan profesi.

Ketiga, mereka mencintai kiai, ulama, dan habaib tetapi mereka menyayangkan pola dan metode dakwah yang provokatif, ada ungkapan ujaran kebencian, rasa permusuhan, dan merendahkan kelompok dan golongan.

Spanduk Habib Rizieq di Solo Dicopot Petugas

Advertisement

Keempat, mereka menolak segala bentuk kegiatan dan upaya merongrong Pemerintah Indonesia. Mereka bersama aparat siap menjadi benteng mengadang kelompok radikalisme, garis keras, dan intoleransi yan menimbulkan ketidakstabilan nasional.

Kelima, mereka memberi dukungan penuh kepada Pemerintah Indonesia untuk melanjutkan program kerja demi terwujudnya masyarakat adil, sejahtera, serta terhindar dari segala fitnah dan mara bahaya.

“Ini pernyataan sikap bersama Jaringan Laskar Santri Sukowati untuk menanggapi fenomena dakwah dengan caci maki. Mestinya dakwah itu dengan hikmah. Kami mendukung TNI/Polri untuk menjaga stabilitas keamanan negara. Kami tetap menghormati kiai, ulama, dan habaib,” ujar Syafii saat ditemui wartawan seusai menyatakan sikap, Minggu.

Advertisement

Kegiatan itu juga dihadiri Ketua GP Ansor Endro Supriyadi dan Komandan Banser NU Sragen Agus Endarto.

Advertisement
Kata Kunci : Santri Radikalisme
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif