SOLOPOS.COM - Penampilan tari Jati Diri oleh Sanggar Srikandhi Srikandhi asal Wonosegoro, Boyolali di Alun-Alun Lor Boyolali pada Parade Tari Boyolali 18 jam nonsetop, Sabtu (29/4/2023).(Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Sanggar Tari Srikandhi Srikandhi asal Wonosegoro, Boyolali turut tampil dalam Parade Boyolali 18 Jam Nonsetop yang digelar di Alun-Alun Lor Boyolali, Sabtu (29/4/2023). 

Seusai tampil, mereka langsung disambut tepuk tangan penonton. Salah satu penari sekaligus pembina Sanggar Tari Srikandhi Srikandhi, Sri Hartanti, mengungkapkan dalam kegiatan Parade Tari 18 Jam Nonsetop, sanggarnya mengeluarkan tiga tari dengan persiapan yang hanya tiga hari.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ia menyebut kegiatan yang dihelat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali pada sempat vakum karena Pandemi. 

Sehingga, ia tak menyangka pada 2023 ini akan ada peringatan Hari Tari Dunia di Kota Susu.

“Ini mendadak [persiapannya]. Namun, kami tetap semangat ikut berpartisipasi memeriahkan hari tadi dunia, saya juga turut tampil. Latihannya hanya tiga kali untuk tarian yang tampil hari ini. Setiap pekan sekali sebenarnya ada latihan, tapi kan bukan fokus untuk kegiatan ini,” jelasnya kepada Solopos.com saat ditemui di Alun-Alun Lor Boyolali, Sabtu.

Perempuan 52 tahun tersebut menyebut ada tiga tari yang ditampilkan dalam ajang Parade Tari Boyolali dari Sanggar Srikandhi Srikandhi yaitu Tari Jati Diri, Kridha Pratama, dan Bajidor Kahot. Semuanya adalah tari kreasi, Tanti turut tampil dengan tari kreasinya yaitu Jati Diri.

Masing-masing tari, jelasnya, ada lima penari. Total, ada 15 penari yang bergabung memeriahkan Parade Tari Boyolali 18 jam nonstop dari Sanggar Tari Srikandhi Srikandhi Wonosegoro.

“Kami tadi persiapan untuk rias dan pakaian di Wonosegoro, mulai pukul 05.30 WIB terus berangkat dari sana sekitar pukul 08.00 WIB, sampai sini sekitar pukul 09.00 WIB,” ujar guru tari SMKN 1 Wonosegoro tersebut.

Sementara itu, salah satu penonton tari, Janatin, 28, mengaku sangat tertarik dengan penampilan dari tari Jati Diri. 

Ia memperhatikan penari tari Jati Diri juga sudah bukan usia remaja akan tetapi gerakkan yang ditampilkan senada.

“Keren sih, sudah tidak muda lagi tapi tampilnya luwes. Padahal yang lain itu penarinya dari SMP, dari SD juga ada. Saya kurang tahu mereka siapa, tapi penampilannya bagus, gerakannya juga bagus” kata dia.

Ia berharap tari-tarian yang ditampilkan dalam Parade Tari Boyolali selama 18 jam ini akan memperkaya tari di Boyolali.

Terpisah, Kabid Kebudayaan Disdikbud Boyolali, Biyanto, mengungkapkan Parade Tari Boyolali selama 18 jam tersebut dilaksanakan di tiga tempat dengan diikuti sekitar 35 sanggar atau kelompok tari.

Tempat pertama yaitu Alun-Alun Lor Boyolali dimulai pukul 06.00 WIB – 12.00 WIB. Lalu pukul 12.00 WIB – 18.00 WIB di Kebun Raya Indrokilo Boyolali (KRIB), selanjutnya pukul 18.00 WIB – 23.59 di halaman Kantor Bupati Boyolali.

“Ada 35 sanggar atau kelompok tari, masing-masing sanggar berbeda jumlah penarinya, ada 8 – 12,” kata dia.

Untuk tari-tarian yang ditampilkan adalah jenis tari kreasi hasil workshop yang dilaksanakan oleh Disdikbud Boyolali sebelum-sebelumnya. Ada juga tari kerakyatan seperti Turonggo Seto dalam Parade Tari Boyolali tersebut.

“Maksud dan tujuan kegiatan ini agar seluruh warga masyarakat Boyolali bisa mengetahui dan melestarikan budaya yang ada, utamanya mengenal seni-seni yang ada di Boyolali, khususnya tari-tarian di Boyolali,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya