SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Solopos.com, KLATEN — Puskesmas Delanggu bakal ditingkatkan statusnya menjadi rumah sakit umum daerah (RSUD) pada 2014 mendatang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Ronny Roekmito, mengatakan puskesmas rawat inap itu sudah memiliki kriteria untuk dinaikkan statusnya menjadi RSUD. Selain memiliki bangunan ruang rawat inap yang memadai, puskesmas ini juga didukung tiga dokter spesialis.
“Semua kriteria sudah terpenuhi, tinggal menambah jumlah tenaga medis saja jika sudah jadi RSUD nanti,” ujar Ronny saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (12/9/2013).
Ronny mengakui Klaten merupakan satu-satunya kabupaten dan kota di Jawa Tengah yang belum memiliki RSUD. Namun pada 2014 mendatang, Pemkab Klaten bakal memiliki dua RSUD sekaligus. Keduanya adalah RSUD Delanggu dan RSUD Buntalan. Saat ini pembangunan RSUD Buntalan di Kelurahan Buntalan, Kecamatan Klaten Tengah sudah memasuki pematangan lahan.
Jumlah dana yang disiapkan untuk pembangunan RSUD Buntalan tersebut mencapai lebih dari Rp200 miliar. Dana tersebut rencananya digunakan untuk pembangunan fisik sekaligus pengadaan alat kesehatan. Menurutnya, perekrutan sumber daya manusia (SDM) diperkirakan mengalami kendala akibat kebijakan moratorium perekrutan PNS dari pemerintah pusat. Oleh sebab itu, pihaknya bakal mengangkat tenaga kontrak untuk mengisi kebutuhan tenaga medis nantinya.
“Biaya operasional RSUD Buntalan kami perkirakan mencapai Rp40 miliar/tahun. Dana itu akan ditanggung APBD Klaten selama RSUD belum bisa mandiri,” jelas Ronny.
Rencananya, RSUD Buntalan berkapasitas 306 tempat tidur dengan empat kelas. Kelas tiga terdiri atas 54 ruang yang masing-masing mempunyai enam tempat tidur. Kelas dua terbagi dalam 15 ruangan masing-masing berisi empat tempat tidur. Kelas satu yang berisi dua tempat tidur akan dibangun 16 ruangan. Sementara kelas VIP dengan satu tempat tidur akan dibangun 16 ruang.
“RSUD Buntalan direncanakan bertipe C. Dalam APBD Perubahan 2012 disiapkan dana Rp400 juta untuk analisis dampak lingkungan (amdal),” terang Ronny.