Soloraya
Kamis, 26 Mei 2016 - 13:40 WIB

LAYANAN KESEHATAN KLATEN : RS Diminta Beri Pelayanan Khusus Penderita Thalassemia

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah anak dirawat di ruang VIP anak RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Klaten yang dikhususkan untuk merawat anak penderita thalassemia, Rabu (25/5/2016). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Layanan kesehatan Klaten, Popti berharap RS beri layanan kesehatan thalassemia.

Solopos.com, SOLO–Rumah sakit diminta memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para penderita thalassemia. Hal ini lantaran penderita penyakit kelainan darah tersebut harus mendapatkan perawatan rutin.

Advertisement

Ketua Perhimpunan Orangtua Penderita Thalassemia Indonesia (Popti), Ruswandi, mengatakan saat ini di Indonesia terdapat sekitar 7.200 penderita thalassemia mayor. Ia menyebutkan jumlah penderita tertinggi berada di Jawa Barat dengan urutan kedua Jawa Tengah.

“Kalau pembawa sifat itu ada 6-10 persen dari jumlah penduduk. Paling banyak penderita di Jawa Barat yang hampir di setiap kota/kabupaten ada penderita,” kata Ruswandi saat ditemui di sela peresmian ruang khusus thalassemia di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Klaten, Rabu (25/5/2016).

Hingga kini, belum ada obat guna menyembuhkan penderita thalassemia. Satu-satunya perawatan melalui transfusi darah seumur hidup untuk memperpanjang usia hidup penderita. Selain itu, mereka juga secara rutin mengonsumsi obat untuk mengeluarkan zat besi yang menumpuk di dalam tubuh.

Advertisement

Lantaran hal itu, RS diminta memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para penderita thalassemia. Kemudahan tersebut seperti memberikan pelayanan khusus ke penderita untuk tidak mengantre saat pendaftaran. Hal ini lantaran setiap bulan, seumur hidupnya penderita itu harus dibawa ke rumah sakit. Soal kenyamanan, rumah sakit memberikan ruangan nyaman dan tak dicampur dengan pasien lainnya.

“Yang jelas thalasemia itu dilayani, tidak dicampur dengan pasien yang memiliki penyakit lain. Sebenarnya penderita thalassemia itu sehat hanya kurang bensin saja dan harus diisi secara rutin. Kalau dicampur, justru penderita stres,” urai dia.

Soal kemudahan pelayanan itu, Ruswandi mengatakan saat ini rumah sakit di 45 kota/kabupaten memiliki pelayanan khusus penderita thalassemia. “Ada yang bagus, ada yang biasa saja. itu tergantung rumah sakitnya,” ungkapnya.

Advertisement

Meski belum ada obat, pencegahan guna menekan penderita thalassemia bisa dilakukan. “Penyakit ini berasal dari faktor keturunan dan bisa dicegah yakni sebelum menikah harus periksa darah dulu. Kita termasuk pembawa atau bukan. Kalau pembawa sifat, ya cari pasangan yang kondisinya normal. Lebih baik jangan menikah dengan sama-sama pembawa sifat, nanti justru lahir lagi thalassemia mayor. Bukan berarti kami menghalangi pernikahan,” urai dia.

Sementara itu, Direktur Utama RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Alida Lienawati, mengatakan ada satu ruangan VIP anak yang terdapat tiga kasur untuk pelayanan khusus penderita thalassemia. “Kami sudah berikan pendaftaran khusus tidak harus antre. Bisa lewat pesan singkat, telepon, atau melalui layanan WA,” kata dia.

Ketua Popti Klaten, Joko Wiyono, mengatakan pada 2015 tercatat ada 30 penderita. Jumlah itu bertambah pada tahun ini dengan 40 penderita yang dirawat di RSUP. Ia mengatakan selama ini sudah ada kemudahan pelayanan bagi para penderita thalasemia.

“Untuk penderitanya itu sekitar 50 persen dewasa sisanya anak-anak,” urai dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif