Soloraya
Selasa, 22 Agustus 2023 - 18:07 WIB

Layanan PDAM Sragen Akhirnya Menjangkau Tangen dan Jenar, Krisis Air Berkurang

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Direktur Teknik PDAM Sragen, Samuel Rudhianto (kiri) dan Direktur Umum PDAM Sragen, Handoko (kanan) menjelaskan tentang kesiapan menghadapi kebutuhan air bersih saat libur Lebaran 2023 di kantornya, Selasa (18/4/2023). (Istimewa/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebagian warga di dua Kecamatan di Sragen, yakni Tangen dan Jenar, tak akan lagi mengalami krisis air. Pasalnya mereka sudah bisa mengakses air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtonegoro Sragen.

Ada 1.600 keluarga ditargetkan bisa memasang sambungan baru dari layanan PDAM Sragen pada 2023. Pengembangan layanan PDAM di Jenar dan Tangen itu diawasi langsung oleh National Urban Water Supply Project (NUWSP). Pengembangan layanan air bersih itu sebagai tanggung jawab pemerintah dalam memberikan akses air sebagai hajat hidup orang banyak.

Advertisement

Secara hitungan bisnis, sebenarnya pemasangan jariang air PDAM di dua kecamatan itu rugi tetapi tetap dilakukan untuk memenuhi hajat hidup warga di utara Bengawan Solo.

Penjelasan itu diungkapkan Direktur Umum PDAM Sragen, Handoko, saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (22/8/2023). Ia mengatakan hingga Agustus sudah tercapai 80% atau sebanyak 1.280 sambungan rumah (SR) dari target 1.600 SR baru itu. Pelayanan air bersih diambilkan dari sumur dalam di Sambungmacan yang salurkan melewati atas Bengawan Solo ke Tangen dan Jenar.

Advertisement

Penjelasan itu diungkapkan Direktur Umum PDAM Sragen, Handoko, saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (22/8/2023). Ia mengatakan hingga Agustus sudah tercapai 80% atau sebanyak 1.280 sambungan rumah (SR) dari target 1.600 SR baru itu. Pelayanan air bersih diambilkan dari sumur dalam di Sambungmacan yang salurkan melewati atas Bengawan Solo ke Tangen dan Jenar.

“Hingga sekarang dari 20 kecamatan, tinggal Miri yang belum terlayani PDAM. Pelayanan di 19 kecamatan itu pun memang belum sampai ke desa-desa pelosok tetapi setidaknya sudah menjangkau kota kecamatan. Seperti di Tangen dan Jenar, pelayanan diberikan untuk mengurangi dampak krisis air bersih saat musim kemarau tiba,” jelasnya.

Layanan PDAM yang sudah jalan dimulai dari Desa Dawung, Mlale, dan Japoh di Kecamatan Jenar hingga ke Desa Katelan, Dukuh, dan lainnya di wilayah Kecamatan Tangen. Dengan adanya layanan PDAM di Tangen dan Jenar maka permintaan bantuan air bersih yang masuk ke perusahaan pelat merah itu berkurang signifikan.

Advertisement

“Artinya, kalau dilihat dari permintaan bantuan air bersihnya sudah turun sampai 70%. Desa Katelan biasanya langganan sasaran bantuan air bersih, sekarang sudah tidak minta. Desa Mlale, Japoh, juga tidak minta bantuan air bersih lagi. Permintaan air bersih tinggal di wilayah Desa Jekawal, Galeh, Ngepringan, dan Banyurip,” jelasnya.

Cari Sumur Dalam

Handoko menerangkan PDAM terus berupaya mengembangkan layanan ke dukuh-dukuh, seperti Jekawal, Ngepringan, Bayanan, Juwono, Ngampo, Bago, Soko, Grasak, Pereng, Tengaran, dan Bolorejo. Pemasangan jaringan pipa di dukuh-dukuh itu masih terus jalan.

“Animo masyarakat bagus untuk mendapatkan layanan PDAM. Dengan jaringan perpipaan itu secara bisnis sebenarnya rugi tetapi hal ini sebagai kewajiban pemerintah,” kata Handoko.

Advertisement

Untuk pemenuhan akses air bersih di Miri masih dilakukan kajian untuk mengetahui lokasi-lokasi yang bisa dijadikan sumur dalam. Bila tidak memungkinkan adanya sumur dalam, Handoko berencana menarik air dari wilayah Gemolong ke Miri meskipun memakan biaya besar.

“Kami punya debit air 140 liter per detik di Waduk Kedung Ombo tetapi tidak bisa diolah karena tidak memenuhi studi kelayakan dan investasinya terlalu tinggi,” katanya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, R. Triyono Putro, mengungkapkan bantuan air bersih masih terus mengalir ke daerah-daerah yang kekurangan air bersih. Sasaran bantuan air bersih sudah merambah ke enam kecamatan, 12 desa, dan 31 dukuh. Enam kecamatan itu terdiri atas Gesi, Mondokan, Jenar, Miri, Sumberlawang, dan Tangen.

Advertisement

“Total yang terdampak sebanyak 2.809 keluarga tersebar di 31 dukuh tersebut. Untuk pengiriman bantuan air bersih terkendala armada karena tinggal dua yang bisa operasional dari tiga truk yang ada. Saat ini kami meminta bantuan ke provinsi masih dalam proses ini,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif