Soloraya
Rabu, 13 Juli 2022 - 05:49 WIB

Lebar Jalur Sepeda di Tol Solo-Jogja 3 Meter, Dipisahkan Tembok Pagar

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga melintas di dekat lahan yang mulai digarap untuk pembangunan jalan tol Solo-Jogja di wilayah Kecamatan Karanganom belum lama ini. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Wacana jalur khusus sepeda di jalan tol Solo-Jogja terus bergulir. Rencananya jalur khusus sepeda akan dpisahkan dengan tanah rerumputan dan pagar pengaman berupa tembok. Namun demikian, wacana itu belum usulan resmi.

General Manager Lahan dan Utilitas PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM), Muhammad Amin, menjelaskan lokasi jalur khusus sepeda lebih rendah dibandingkan jalur utama tol.

Advertisement

Selain ada pagar pembatas dengan jalur utama tol, ada pagar pembatas dengan lahan warga. Sementara itu, lebar jalur sepeda antara 2,5 meter hingga 3 meter yang digunakan untuk dua jalur.

Minimal, jalur sepeda itu dari pintu masuk tol di Kartasura hingga wilayah perbatasan Klaten dengan Sleman di Kecamatan Prambanan. Total panjang jalan tol dari Kartasura hingga Prambanan, Klaten sekitar 35 km.

Advertisement

Minimal, jalur sepeda itu dari pintu masuk tol di Kartasura hingga wilayah perbatasan Klaten dengan Sleman di Kecamatan Prambanan. Total panjang jalan tol dari Kartasura hingga Prambanan, Klaten sekitar 35 km.

Disinggung perlu ada revisi penetapan lokasi (Penlok) pembangunan jalan tol Solo-Jogja terkait usulan jalur khusus sepeda tersebut, Amin mengatakan tergantung ada atau tidaknya penambahan lahan.

“Kalau memang lahan yang ada masih cukup, tidak perlu [revisi penlok]. Tetapi kalau memang dirasa membutuhkan penambahan lahan, kami mengajukan revisi penlok. Ini tidak akan mengganggu jalur utama tol,” kata Amin saat ditemui di sela pembayaran uang ganti rugi lahan terdampak tol Solo-Jogja di Desa Granting, Kecamatan Jogonalan, Selasa (12/7/2022).

Advertisement

Soal akses masuk ke jalur khusus sepeda, Amin menjelaskan bisa melalui titik awal atau titik masuk tol Solo-Jogja di Kartasura. Rest area juga bisa menjadi akses masuk ke jalur khusus sepeda. “Masuk jalur khusus sepeda tidak bayar. Jalur tersebut khusus sepeda khusus,” ungkap dia.

PT JMM hingga kini masih menunggu usulan resmi dari Pemkab Klaten terkait penambahan jalur khusus sepeda tersebut.

Setelah usulan resmi diterima, PT JMM segera melakukan kajian hingga pembuatan desain.

Advertisement

Selain itu, PT JMM segera mengusulkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).

Sebelumnya, Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya, mengatakan usulan jalur khusus sepeda itu sudah disampaikan Bupati Klaten, Sri Mulyani, beberapa waktu lalu.

“Dengan adanya jalan tol itu, harapannya perekonomian tidak mati tetapi bisa hidup. Dari Pemkab sebelumnya sudah komunikasi dengan pihak tol dan sudah disetujui untuk tiga exit tol. Ini sangat strategis. Belum lama ini Ibu Bupati juga mengusulkan untuk dibuat jalur khusus sepeda. Jadi [jalur khusus sepeda] di dalam area tanahnya tol tetapi di luar pagar [di luar jalur utama jalan tol],” kata Yoga saat ditemui di Pendapa Pemkab Klaten, Senin (11/7/2022).

Advertisement

Yoga menjelaskan usulan itu disampaikan mempertimbangkan lahan yang dibebaskan cukup lebar dan memungkinkan ditambah jalur khusus sepeda. Yoga juga menuturkan banyak pihak yang mendukung usulan tersebut.

“Termasuk Pak Gubernur juga mendukung. Kami terus berkomunikasi dengan pihak pelaksana jalan tol. Harapan kami bisa terealisasi,” kata Yoga.

Salah satu goweser Klaten, Setiyawan, menyambut positif usulan jalur khusus sepeda di ruas jalan tol.

Namun, dia menekankan pembuatan jalur khusus sepeda itu tetap mengutamakan faktor keselamatan. Dia mengusulkan ada pagar pembatas antara jalur khusus sepeda dengan area jalur utama jalan tol.

“Pagar pembatas antara jalur sepeda dengan area main road tol yang memadai, rambu-rambu kelengkapan jalur sepeda dan lainnya. Kamera CCTV di titik tertentu juga dibutuhkan. Selain itu aturan-aturan lain yang menjadi kesepakatan bersama demi keamanan dan kenyamanan bersepeda,” kata dia.

Hingga kini pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Solo-Jogja di wilayah Klaten masih terus bergulir. Dari total 50 desa terdampak tol Solo-Jogja, pembebasan lahan dengan pembayaran uang ganti rugi (UGR) kepada pemilik lahan sudah dilakukan di sekitar 30 desa.

Sementara, proyek fisik pembangunan jalan tol juga sudah memasuki wilayah Klaten hingga ke wilayah Kecamatan Ngawen. Proyek fisik salah satunya dengan memasang box culvert untuk jalan di perdesaan serta saluran irigasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif