SOLOPOS.COM - Pasar Gilingan (JIBI/dok)

Lebaran 2015 masyarakat tampaknya juga melirik pakaian bekas di Pasar Gilingan.

Solopos.com, SOLO-Lebaran selalu identik dengan pakaian baru, maka tidak heran saat menjelang Lebaran banyak pertokoan dan juga pasar tradisional diserbu pembeli. Begitu pun Pasar Gilingan, Banjarsari, yang menyediakan penjualan pakaian bekas, juga dipenuhi warga yang ingin mendapatkan baju meskipun bukan baju baru.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sugiyatmo, 32, serius mencari dan memilih celana bekas untuk anaknya di Pasar Gilingan, Selasa (7/7/2015). Setelah mendapat celana yang sekiranya layak, dia langsung memakaikan celana itu kepada anak laki-lakinya yang baru berusia lima tahun.

Warga Karanganyar tersebut sengaja datang ke Pasar Gilingan bersama istri dan kedua anaknya. Hampir satu jam, mereka mencari dan memilah ribuan pakaian bekas yang dijual di pasar itu.

Dia mengakui saat membutuhkan pakaian seringkali mencari di pasar tersebut. Menurutnya, membeli pakaian di Pasar Gilingan menjadi alternatif bagi warga yang memiliki kemampuan ekonomi lemah.

“Kalau beli di sini [Pasar Gilingan] itu bejan-bejan, terkadang ada barang yang bagus, tetapi lebih banyak barang yang tidak layak. Untuk itu, saat memilihnya harus cermat dan teliti,” kata karyawan swasta ini.

Sugiyatmo mengatakan kebutuhan saat Lebaran sangat banyak, mulai dari kebutuhan konsumsi hingga pakaian. Untuk itu, dirinya harus cermat dalam menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan saat lebaran.

Menurutnya, uang Rp100.000 saat dibelanjakan di Pasar Gilingan akan mendapat beberapa potong pakaian. Namun, uang yang sama hanya mendapatkan satu potong pakaian di toko pakaian baru.

“Kalau beruntung, biasanya mendapat pakaian yang kualitasnya bagus, bahkan lebih bagus dari kualitas pakaian di toko pakaian baru,” kata dia.

Meningkatnya jumlah pengunjung di pusat pakaian bekas di Pasar Gilingan juga dibenarkan sejumlah pedagang. Agung, 38, penjual pakaian bekas, mengatakan menjelang lebaran ada peningkatan penjualan mencapai 30% dari hari biasa.

Dia mengatakan pakaian bekas menjadi pilihan alternatif bagi warga ekonomi menengah ke bawah. “Saya menjual pakaian dari mulai harga Rp5.000 hingga Rp20.000 per potong,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan penjual pakaian bekas lain, Martono, 52. Dia mengatakan mendapatkan stok pakaian bekas dari warga atau tukang rosok pakaian yang ada di Solo. Menurut dia, pedagang di Pasar Gilingan biasanya mendapat stok barang dari warga Solo dan sekitarnya bukan dari distributor Jakarta.

“Penjual pakaian bekas di Pasar Gilingan saat ini mencapai 100 orang,” kata dia kepada solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya