Soloraya
Selasa, 2 Januari 2024 - 12:01 WIB

Lengkap, Ini Kronologi Penganiayaan Relawan Ganjar oleh Anggota TNI di Boyolali

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan. (dok Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Menghadiri kampanye menggunakan sepeda motor berknalpot brong menjadi awal dari kronologi penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud oleh anggota TNI di depan Asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali, Sabtu (30/12/2023).

Kejadian berawal ketika sejumlah relawan pasangan capres-cawapres nomor urut 3 itu hendak pulang dari mengikuti kampanye di Lapangan Bangsalan, Teras, Boyolali, Sabtu pagi. Mereka pulang menuju desa mereka di wilayah Cepogo.

Advertisement

Saat melintas di depan Asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali, sekitar pukul 11.00 WIB, mereka langsung diadang dan dikeroyok sejumlah anggota TNI hingga terjatuh dari motor.

Berdasarkan kronologi menurut Dandim 0724/Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo, peristiwa penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali tersebut terjadi secara spontanitas karena adanya kesalahpahaman antara kedua pihak. Wiweko menjelaskan saat itu beberapa anggota TNI sedang berolahraga voli.

Advertisement

Berdasarkan kronologi menurut Dandim 0724/Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo, peristiwa penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali tersebut terjadi secara spontanitas karena adanya kesalahpahaman antara kedua pihak. Wiweko menjelaskan saat itu beberapa anggota TNI sedang berolahraga voli.

Kemudian, prajurit mendengar suara bising beberapa kendaraan berknalpot brong yang membuat tidak nyaman. Beberapa sepeda motor dengan knalpot brong itu melintas terus menerus dan berulang kali.

Beberapa oknum anggota secara spontan keluar dari asrama menuju ke jalan di depan asrama guna mencari sumber suara knalpot brong pengendara motor tersebut untuk mengingatkan pengendara.

Advertisement

Sementara berdasarkan cerita kronologi yang disampaikan Ketua DPC PDIP Boyolali, Susetya Kusuma DH, peristiwa penganiayaan atau penyerangan terhadap relawan Ganjar-Mahfud di depan Asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali itu terjadi dua kali.

2 Orang Masih Dirawat di RS

Pertama, sekitar pukul 10.00 WIB, ada relawan Ganjar-Mahfud yang melintas ke arah barat naik sepeda motor. Saat relawan itu sampai di sekitar asrama TNI itu, mereka dilempari batu dan diadang dengan gebuk bambu.

Selang satu jam kemudian, sekitar pukul 11.19 WIB, lewat lagi relawan Ganjar-Mahfud yang lain. Mereka langsung diadang, dipukul, ditendang, dan diseret ke dalam markas. Susetya menjelaskan sebelum pengadangan tidak ada peringatan, imbauan, atau komunikasi terlebih dahulu untuk tidak lewat di lokasi kejadian.

Advertisement

Akibat kejadian itu, sejumlah orang mengalami luka dan dua di antaranya cukup parah hingga masih menjalani rawat inap di RSUD Pandan Arang Boyolali hingga Selasa (2/1/2024). Menurut cerita kronologi yang disampaikan Dandim Wiweko, jumlah korban luka akibat penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali itu ada tujuh orang.

Sedangkan menurut versi DPC PDIP Boyolali, jumlah korban luka ada enam orang, namun satu di antaranya bukan relawan Ganjar-Mahfud melainkan warga biasa yang kebetulan berada di lokasi dan merekam kejadian.

Dandim mengungkapkan akibat kejadian itu, 15 anggota TNI yang diduga terlibat telah diperiksa di Denpom IV/4 Surakarta. Mereka akan menjalani proses hukum sesuai aturan yang berlaku.

Advertisement

Di sisi lain, para korban juga menyatakan tidak akan berdamai dalam kasus itu. Mereka mengembalikan bingkisan yang diberikan perwakilan TNI yang menjenguk korban di rumah sakit ke Asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali. Mereka juga menolak bantuan biaya pengobatan dari TNI.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif