SOLOPOS.COM - Pedagang bakso jamur bakar dan satai jamur, Ali Murtopo, saat sedang melapak di bazar UMKM Perpusda Boyolali, Kamis (8/6/2023). (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALIPedagang kaki lima di Simpang Lima Boyolali ini tidak hanya menjajakan satai jamur yang cocok untuk vegetarian. Saat ini telah ada menu baru berupa bakso jamur tiram.

Pedagang bakso jamur, Ali Murtopo, mengungkapkan pembuatan bakso jamur tiram di tempatnya sebenarnya telah dimulai sejak 2015. Waktu itu, penjualan masih sangat bagus sehingga tak perlu turun ke jalan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kemudian semenjak pandemi Covid-19, penjualannya turun drastis. Ali dengan merek Makarti mulai turun ke jalan.

Selama Ramadan, ia berjualan di Jalan Merbabu, di hari biasa ia berjualan di Simpang Lima Boyolali, tepatnya di depan Warung Iga Bakar Pak Wid. Awalnya, ia hanya menjual satai jamur. Melihat tidak semua orang suka satai jamur, ia mulai menjual bakso jamur.

“Saya asalnya dari Kebongulo, Musuk, Boyolali. Di rumah juga membudidayakan jamur tiram, kami juga menerima jamur tiram dari petani yang lain. Kami berjualan ini untuk mengangkat makanan olahan dari jamur tiram,” kata dia saat dijumpai Solopos.com di Perpustakaan Umum Daerah (Perpusda) Boyolali, Kamis (8/6/2023).

Untuk bakso jamur, terang dia, tetap ada komposisi daging ayam atau sapi untuk perekat sebesar 20-25 persen. Sisanya merupakan jamur tiram dan bumbu bakso pada umumnya.

Ia mengatakan pembelian bakso jamur tentu lebih murah dibandingkan bakso sapi atau ayam. Dari harga bahan dasar, harga jamur tiram hanya Rp12.000-Rp13.000 per kilogram. Angka tersebut jauh di bawah harga daging ayam dan sapi.

“Misal beli bakso jamur Rp50.000, sudah dapat lebih dari 80 bakso. Kalau di sapi dan ayam kan di bawah 50 bakso. Di lapak sini saya jual satu tusuk Rp1.000, satai atau bakso jamur harganya sama,” kata dia.

Selain mengolah jamur tiram menjadi satai dan bakso, Ali juga mengolah jamur menjadi karak, keripik, dan rempeyek. Semuanya ia lakukan untuk meningkatkan nilai jual jamur tiram. Ali juga membuka pemesanan makanan olahan jamur tiram lewat WhatsApp (WA) 085640453314.

Ia mengungkapkan pembeli satai dan bakso jamurnya juga bukan hanya warga Boyolali. Beberapa warga Solo dan Salatiga yang kebetulan makan di Warung Iga Bakar Pak Wid ada yang turut penasaran rasa dagangannya.

“Saya mangkal di Simpang Lima, depan Iga Pak Wid. Itu tiap sore saja, pukul 17.00 WIB-21.00 WIB,” jelas dia.

Dalam sehari, Ali bisa mendapatkan pendapatan bersih dari Rp40.000-Rp100.000 dari berjualan satai dan bakso jamur.

Salah satu pembeli, Aryania, mengungkapkan baru kali pertama mencoba makan satai dan bakso jamur.

Menurutnya, tekstur satai jamur lebih sedikit licin dibanding satai ayam atau sapi. Namun, ia merasa satai jamur nikmat dengan rasanya sendiri.

“Kalau untuk bakso jamurnya, semisal ini tidak ditulis dari jamur, saya enggak akan tahu kalau ini dari jamur. Soalnya rasanya ya seperti bakso pada umumnya. Orang-orang wajib coba sih,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya