SOLOPOS.COM - Ratusan pengunjung memadati lokasi pemandian di Sendang Kun Gerit Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong, Sragen, saat liburan Lebaran 2023, Selasa (25/4/2023). (Istimewa/Sugiman Totk)

Solopos.com, SRAGEN — Sendang Kun Gerit di Desa Jatibatur, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen menjadi salah satu destinasi wisata favorit pengunjung selama libur Lebaran lalu. Selama sembilan hari mulai dari 23 April -1 Mei 2023 pengelola objek wisata air ini berhasil meraup pendapatan hingga sekitar 450 juta.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur BUMDes Sumber Rejeki Desa Jatibatur, Sugiman Totok, selaku pengelola Sendang Kun Gerit, saat dihubungi Solopos.com pada Senin (15/5/2023). Pada Senin (24/4/2023) lalu, pengunjung objek wisata ini tembus 3.351 dalam sehari. Kondisi ini timpang dengan yang terjadi di Kolam Renang Kartika Sragen dan Pemandian Air Panas Bayanan. Di hari yang sama, kedua objek wisata yang dikelola Pemkab Sragen itu hanya dikunjungi 570 dan 700-an orang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tak mau tingginya kunjungan wisatawan hanya terjadi pada momen-momen tertentu, pengelola Sendang Kun Gerit terus berupaya untuk berbenah. Setelah menambah wahana all terrain vehicle (ATV) dan trail, serta fitness outdoor, mereka ingin memperluas area bermain anak.

“Baru dalam tahap wacana, desain dan sebagainya belum. Sementara optimalisasi wahana yang sudah ada dulu, yakni ATV dan trail, dan fitness outdoor dulu. Kemarin sudah dicoba untuk flying fox tetapi belum berani eksekusi,” terang Sugiman.

Dibuka pada 1 Juli 2022 lalu, sendang Kun Gerit merupakan salah satu wujud upaya membangkitkan perekonomian desa dengan pemberdayaan potensi alam dan masyarakat. Mereka berhasil membangun destinasi wisata yang menjadi magnet wisatawan.

Objek wisata air ini dibangun dari dana investasi warga Desa Jatibatur. Mereka menyulap lahan pertanian yang kurang produktif tempat wisata yang kelak jadi salah satu destinasi favorit pengunjung.

Pada 2019, warga Jatibatur membentuk sebuah wadah relawan untuk konsolidasi dengan tujuan memetakan potensi wilayah dan ingin mengembangkan potensi tersebut. Relawan tersebut kemudian juga melirik masyarakat Jatibatur yang ada di luar daerah yang bekerja merantau, yang telah memiliki paguyuban.

Mereka membangun koneksi dengan paguyuban warga perantauan Jatibatur tersebut, dan memberikan gagasan berupa rencana pembangunan Sendang Kun Gerit, setelah menemukan sumber mata air alami. Kemudian Sugiman menawarkan bussines plan rencana pembangunan objek wisata ini.

“Alhamdullilah banyak yang tertarik untuk ikut mengembangkan daerah, meskipun nanti tidak menghasilkan uang tetapi bisa mengangkat nama desa, harapan awalnya seperti itu. Kemudian potensi terus kami gali kami adakan riset kemudian kami buat landspace dan masterplan kami tawarkan pembiayaan untuk bersama alhamdullilah terespons hingga sekarang ini,” terang Sugiman.

Selain itu juga memberikan keuntungan kepada BUMDes, investor, dan memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat. Dividen investor dibagikan setiap tiga bulan sekali, sisa keuntungan yang dibagi kepada investor adalah pendapatan setelah dikurangi untuk biaya operasional termasuk untuk pendapatan asli desa (PAD), BUMDes, dan corporate social responsibility (CSR), kontribusi lingkungan.

Persentase pembagian berdasarkan jumlah investasi, total ada 568 investor yang semuanya berasal dari Jatibatur atau keturunan Jatibatur.

“Masyarakat saja yang sudah bekerja di sendang ini total 20 orang, Lebaran ini total 101 orang yang bekerja di sendang. Ttu baru yang bekerja, belum yang suplai  logistik, jadi semua logistik disuplai masyarakat sendiri. Pengelola tidak belanja sendiri jadi yang menyetor dari masyarakat Jatibatur, lebih dari 50 orang. Belum yang di luar yang parkir. Jika dihitung  total ada 800-an orang yang mendapatkan manfaat langsung,” tambah Sugiman.

Target 15.000 Tiket Tiap Bulan

Sejak dibuka sampai Maret 2023 rata-rata 10.000 tiket terjual tiap bulan. Cukup sukses, Sugiman menargetkan 15.000 tiket harus terjual dalam setiap bulan. Pada hari biasanya rata-rata ada 100-200 per hari.

Luas objek wisata Sendang Kun Gerit sekitar 3.000 meter persegi. Di dalamnya terdapat satu kolam renang dengan luas 970 meter persegi dengan empat kategori kedalaman air, yaitu 40 sentimeter, 90 sentimeter, 1,4 meter, dan 2 meter. Sendang Kun Gerit sendiri dibuka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga 23.30 WIB dengan tiket masuk Rp5.000/orang.

Kepala Desa Jatibatur, Sutardi, menjelaskan keberadaan Sendang Kun Gerit bisa memberi dampak ekonomi bagi warga sekitar. Sutardi menjelaskan lahan pertanian yang bisa dikatakan produktif menjadi salah satu alasan banyaknya warga sekitar memutuskan untuk merantau.

Kondisi geografis serta tingginya angka urbanisasi juga membuat desa tidak memiliki pendapatan asli desa yang bernilai. Namun, kini warga ingin mengubah desa dengan bergotong royong mewujudkan desa wisata.

Dengan adanya Sendang Kun Gerit ini, Sutardi menguraikan sedikit demi sedikit lingkungan perekonomian masyarakat mulai meningkat, salah satunya dengan cara berjualan di sekitar objek wisata. Ia menguraikan pembangunan awal Sendang Kun Gerit ini banyak mendapat dukungan dari investor di Kecamatan Gemolong. Investor ini merupakan warga sekitar saja. Mereka berinvestasi mulai dari nominal Rp250.000/orang, hingga akhirnya terkumpul Rp2,25 milliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya